7.3.12

[Chaptered/PG -15] You Belong With Me

Tittle: You belong with me
Author: BlackPearl
Rating: PG -15 / Straight
Cast: Yang Yoseob (BEAST), Lee Su Ra (as you), Park Gyu Ri, Son Dongwoon (BEAST), Choi Eun Hye, Other BEAST members
Genre: Romance, School life, Friendship, Jealousy
Length: Chaptered (Chapter 2)
Disclaimer: I don't own Yang Yoseob, Son Dongwoon or other BEAST members character, they belong themselves. Park Gyu Ri and Choi Eun Hye only character from my imagination. this story inspires by song You belong with me by Taylor Swift
-------------------------------------------------------------------------------
-Previous Story-

“Baik-baik saja gimana? Lihat, bajumu jadi basah dan kotor seperti ini masih bilang baik-baik aja? Aish!” ia langsung menggeret lengan Su Ra. “Dongwoonie, bisakah aku meminjam mobilmu? Nanti kau pulang dengan Gyu Ri aja. Akan ku kembalikan mobilmu malam ini. Gwenchana?”

Dongwoon merogoh sakunya lalu mengeluarkan sebuah kunci. “Ne, hyung. Pakai aja.” Yoseob langsung merebut kunci itu dan menggeret Su Ra lagi.

“YA! OPPA! APA YANG KAU LAKUKAN?” teriak Eun Hye tapi Yoseob tidak memperdulikannya.

-------------------------------------------------------------------------------

Yoseob memasukkan kunci mobil lalu menyalakannya. “Kita pergi ke sebuah toko lalu membeli baju untukmu. Anggap saja sebagai permintaan maaf ku karena ulah Eun Hye.” Ia mengendarai mobil menuju sebuah toko baju.

Mereka masuk ke sebuah toko dan seorang pelayan langsung menghampiri mereka. Yoseob membisikkan sesuatu ke pelayan itu dan di sambut senyuman hangat dari pelayan itu. Pelayan itu langsung membawa Su Ra pergi dan memilih pakaian. Su Ra tampak bingung, tapi ia akhirnya pasrah dan membiarkan pelayan itu memilih.
Akhirnya Su Ra memakai pakaian yang di belikan Yoseob dan ia melepas kacamatanya yang di ganti contact lens pemberian pelayan itu, katanya Yoseob yang membelikan. Su Ra tampak kaget melihat Yoseob sudah mengganti seragamnya dengan pakaian bebas. Su Ra terpaku melihat ketampanannya.
“Su Ra-ah, kau mau jalan-jalan? Aku sedang ingin jalan-jalan nih.” Kata Yoseob pelan.
Mau tidak mau Su Ra tersenyum. Ini salah satu impiannya bias pergi bersama Yoseob. Walaupun sudah mengenalnya lama, tapi ini pertama kalinya mereka pergi berduaan.
Yoseob mengajak Su Ra ke game center. Ia menantang Su Ra battle bermain Pump It Up. Mereka menukarkan uang mereka dengan koin permainan. Yoseob tidak mengira kalau Su Ra sangat pandai bermain permainan itu. Bahkan levelnya Su Ra di atasnya. Padahal ia tidak pernah melihat Su Ra bermain di game center, apa lagi bermain Pump.
“Aish! Ini pertama kalinya aku di kalahkan, apalagi dengan seorang yeoja.” Godanya. “ Aku tidak pernah melihatmu bermain di game center sebelumnya.”
Su Ra hanya terkekeh. “Sebenarnya, selain di perpustakaan, aku juga banyak menghabiskan waktuku di game center. Bermain dengan semua permainan. Maka dari itu, ketika bel pulang berbunyi aku langsung pulang bersama Gyu Ri. dia juga aku ajak ke sini kok.”
“Jinja?”
“Ne,”
Mukanya terlihat kesal. “Tahu begitu aku mengajakmu aja kalau ke sini, daripada sama Kikwang, dia tidak bisa bermain.”
Setelah selesai bermain di Pump, mereka pergi kesebuah photobox di dekat situ. Awalnya Su Ra menolak, tapi akhirnya setelah di paksa Yoseob, ia mau. Mereka berfoto dengan pose-pose yang imut.
Su Ra sangat senang dengan salah satu fotonya bersama Yoseob. Terlihat di situ, Yoseob memeluknya dari belakang dan dagunya di bahunya Su Ra sementara tangannya Su Ra di sisi kanan wajah Yoseob. Mereka terlihat seperti orang yang berpacaraan. Yoseob memberikan foto itu untuknya, tapi sebagian dari foto itu di bawa oleh Yoseob dan di letakkan di dompetya.
Yoseob mengantar Su Ra sebelum malam. “Kita sampai, Su Ra-ah.” Yoseob menoleh dan melihat Su Ra yang tertidur. Ia pasti kecapekkan. Batin Yoseob. Ia memperhatikan wajah Su Ra, Ternyata ia sangat cantik jika tidak memakai kacamatanya yang gede itu.
Beberapa menit kemudian, Su Ra menggeliat dan bangun. “Ehhmm.. apa kita sudah sampai, oppa?” Yoseob kaget mendengar ia memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’ padahal umur mereka tidak terlalu jauh. Su Ra tersentak. “Emm.. mianhae. Aku tidak bermaksud memanggilmu seperti itu, Seobie.”
Senyum merekah di wajah Yoseob. “Gwenchanayo, Su Ra-ah. Kau bisa memanggilku dengan sebutan itu kalau kau mau.”
“Jinja?”
Senyum Yoseob lebih mengembang lagi. “Ne. ya udah, kamu masuk sana. Aku mau mengembalikkan mobil ini ke Woonie.”
Saat Su Ra akan membuka pintunya, tiba-tiba tangan Yoseob menarik lengannya lalu tanpa aba-aba, Yoseob mencium kening Su Ra. “Tidur yang nyenyak, Su Ra-ah.”
Ya Tuhan, apakah aku mimpi? Dia.. dia.. dia mencium keningku! Aaaaaah! Aku ingin menjerit saking senangnya. “Ah, N-ne. Anyeong. “ ia membuka pintunya lalu Su Ra melihat mobil itu sudah lenyap.
***
Pagi ini seperti biasa, Gyu Ri menjemput Su Ra.
“YA! Ceritakan padaku apa saja yang kau lakukan kemaren dengannya!” pintanya saat kami bermobil ke sekolah.
Ku angkat bahuku. “Hanya membelikanku pakaian karena seragamku kotor, lalu pergi ke game center, makan dan…” Diliriknya Gyu Ri yang sedang menyetir.
“Dan apa? Jangan membuatku penasaran, Su Ra-ah” rengeknya.
“Dan kami berfoto di pohotobox. Hanya itu saja.”
“OMO! Jinjayo?” teriaknya, sampai aku harus menutup telingaku.
“YA! Kau ingin aku menjadi tuli karena kau teriakin?” protes. “Iya, bahkan beberapa ada di dompetku dan sisanya ada di dompetnya.”
Gyu Ri memarkirkan mobilnya di parkiran. “Jinja? Aku ingin lihat fotonya!” ia merebut tasku lalu mencari dompetku. Ketika ia menemukannya, ia membuka dan melihat fotoku bersama Yoseob. “Aigyo! Kalian berdua terlihat sangat serasi dan ini sangat terlihat kalau kalian itu sedang berpacaran. Apa menurutmu dia juga menyukaimu?”
“Molla.” Jawabku pelan. “Lagi pula dia kan punya yeojachingu, lebih cantik dari aku lagi. Dulu dia pernah bilang kalau dia benar-benar menyukai Eun Hye. Bahkan aku orang pertama yang mengetahui hal itu.”
“Jinja?” Gyu Ri menatap Su Ra tidak percaya. “Kau tidak sakit hati mendengarnya?”
Su Ra hanya bisa diam. Sebenarnya dalam hati ia sangat hancur waktu tahu tentang itu, tapi mau gimana lagi. Life must go on, katanya saat ia menyadari kalau Yoseob hanya menganggapnya teman.
“Ya udah, kita keluar yuk. Hampir bel nih.” Gyu Rid an Su Ra keluar dari mobil lalu berjalan ke kelas mereka. Tiba-tiba Eun Hye dan antek-anteknya berdiri di depan mereka. Wajah Eun Hye tampak marah, warna mukanya berubah merah padam, menahan emosi.
“YA! Lee Su Ra! Apa yang kau lakukan kemaren dengan namjachingu-ku? Kau memang suka merebut milik orang lain ya.” Eun Hye mendorong Su Ra dengan kasar. “Jawab aku!”
Su Ra terjatuh saat ia di dorong oleh Eun Hye. Gyu Ri sendiri sudah di pegangi oleh antek-anteknya Eun Hye, Park So Ra dan Hyo Min. ketika Eun Hye akan mengangkat tubuh So Ra, tangan Eun Hye di pegangi oleh seorang namja.
“Hentikan, Eun Hye-ssi!” bentak namja itu.
Eun Hye yang merasa terganggu langsung berbalik dan melihat Yoseob berdiri di hadapannya dengan pandangan marah. Raut wajahnya berubah. “Ja-jagiya?”
“Akan kau apakan dia, ha?”
“An-ani. Aku hanya membantunya berdiri karena tadi.. tadi ia jatuh tertabrak aku.” Jelas Eun Hye. “Waeyo oppa?”
“Jinja?” tatap Eun Hye tidak percaya. “Katakan yang sebenarnya, Eun Hye-ah.”
-To Be Continued-

[Chaptered/PG -15] You Belong With Me

Tittle: You belong with me
Author: BlackPearl
Rating: PG -15 / Straight
Cast: Yang Yoseob (BEAST), Lee Su Ra (as you), Park Gyu Ri, Son Dongwoon (BEAST), Choi Eun Hye, Other BEAST members
Genre: Romance, School life, Friendship, Jealousy
Length: Chaptered (Chapter 2)
Disclaimer: I don't own Yang Yoseob, Son Dongwoon or other BEAST members character, they belong themselves. Park Gyu Ri and Choi Eun Hye only character from my imagination. this story inspires by song You belong with me by Taylor Swift
-------------------------------------------------------------------------------
-Previous Story-

“Baik-baik saja gimana? Lihat, bajumu jadi basah dan kotor seperti ini masih bilang baik-baik aja? Aish!” ia langsung menggeret lengan Su Ra. “Dongwoonie, bisakah aku meminjam mobilmu? Nanti kau pulang dengan Gyu Ri aja. Akan ku kembalikan mobilmu malam ini. Gwenchana?”

Dongwoon merogoh sakunya lalu mengeluarkan sebuah kunci. “Ne, hyung. Pakai aja.” Yoseob langsung merebut kunci itu dan menggeret Su Ra lagi.

“YA! OPPA! APA YANG KAU LAKUKAN?” teriak Eun Hye tapi Yoseob tidak memperdulikannya.

-------------------------------------------------------------------------------

Yoseob memasukkan kunci mobil lalu menyalakannya. “Kita pergi ke sebuah toko lalu membeli baju untukmu. Anggap saja sebagai permintaan maaf ku karena ulah Eun Hye.” Ia mengendarai mobil menuju sebuah toko baju.

Mereka masuk ke sebuah toko dan seorang pelayan langsung menghampiri mereka. Yoseob membisikkan sesuatu ke pelayan itu dan di sambut senyuman hangat dari pelayan itu. Pelayan itu langsung membawa Su Ra pergi dan memilih pakaian. Su Ra tampak bingung, tapi ia akhirnya pasrah dan membiarkan pelayan itu memilih.
Akhirnya Su Ra memakai pakaian yang di belikan Yoseob dan ia melepas kacamatanya yang di ganti contact lens pemberian pelayan itu, katanya Yoseob yang membelikan. Su Ra tampak kaget melihat Yoseob sudah mengganti seragamnya dengan pakaian bebas. Su Ra terpaku melihat ketampanannya.
“Su Ra-ah, kau mau jalan-jalan? Aku sedang ingin jalan-jalan nih.” Kata Yoseob pelan.
Mau tidak mau Su Ra tersenyum. Ini salah satu impiannya bias pergi bersama Yoseob. Walaupun sudah mengenalnya lama, tapi ini pertama kalinya mereka pergi berduaan.
Yoseob mengajak Su Ra ke game center. Ia menantang Su Ra battle bermain Pump It Up. Mereka menukarkan uang mereka dengan koin permainan. Yoseob tidak mengira kalau Su Ra sangat pandai bermain permainan itu. Bahkan levelnya Su Ra di atasnya. Padahal ia tidak pernah melihat Su Ra bermain di game center, apa lagi bermain Pump.
“Aish! Ini pertama kalinya aku di kalahkan, apalagi dengan seorang yeoja.” Godanya. “ Aku tidak pernah melihatmu bermain di game center sebelumnya.”
Su Ra hanya terkekeh. “Sebenarnya, selain di perpustakaan, aku juga banyak menghabiskan waktuku di game center. Bermain dengan semua permainan. Maka dari itu, ketika bel pulang berbunyi aku langsung pulang bersama Gyu Ri. dia juga aku ajak ke sini kok.”
“Jinja?”
“Ne,”
Mukanya terlihat kesal. “Tahu begitu aku mengajakmu aja kalau ke sini, daripada sama Kikwang, dia tidak bisa bermain.”
Setelah selesai bermain di Pump, mereka pergi kesebuah photobox di dekat situ. Awalnya Su Ra menolak, tapi akhirnya setelah di paksa Yoseob, ia mau. Mereka berfoto dengan pose-pose yang imut.
Su Ra sangat senang dengan salah satu fotonya bersama Yoseob. Terlihat di situ, Yoseob memeluknya dari belakang dan dagunya di bahunya Su Ra sementara tangannya Su Ra di sisi kanan wajah Yoseob. Mereka terlihat seperti orang yang berpacaraan. Yoseob memberikan foto itu untuknya, tapi sebagian dari foto itu di bawa oleh Yoseob dan di letakkan di dompetya.
Yoseob mengantar Su Ra sebelum malam. “Kita sampai, Su Ra-ah.” Yoseob menoleh dan melihat Su Ra yang tertidur. Ia pasti kecapekkan. Batin Yoseob. Ia memperhatikan wajah Su Ra, Ternyata ia sangat cantik jika tidak memakai kacamatanya yang gede itu.
Beberapa menit kemudian, Su Ra menggeliat dan bangun. “Ehhmm.. apa kita sudah sampai, oppa?” Yoseob kaget mendengar ia memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’ padahal umur mereka tidak terlalu jauh. Su Ra tersentak. “Emm.. mianhae. Aku tidak bermaksud memanggilmu seperti itu, Seobie.”
Senyum merekah di wajah Yoseob. “Gwenchanayo, Su Ra-ah. Kau bisa memanggilku dengan sebutan itu kalau kau mau.”
“Jinja?”
Senyum Yoseob lebih mengembang lagi. “Ne. ya udah, kamu masuk sana. Aku mau mengembalikkan mobil ini ke Woonie.”
Saat Su Ra akan membuka pintunya, tiba-tiba tangan Yoseob menarik lengannya lalu tanpa aba-aba, Yoseob mencium kening Su Ra. “Tidur yang nyenyak, Su Ra-ah.”
Ya Tuhan, apakah aku mimpi? Dia.. dia.. dia mencium keningku! Aaaaaah! Aku ingin menjerit saking senangnya. “Ah, N-ne. Anyeong. “ ia membuka pintunya lalu Su Ra melihat mobil itu sudah lenyap.
***
Pagi ini seperti biasa, Gyu Ri menjemput Su Ra.
“YA! Ceritakan padaku apa saja yang kau lakukan kemaren dengannya!” pintanya saat kami bermobil ke sekolah.
Ku angkat bahuku. “Hanya membelikanku pakaian karena seragamku kotor, lalu pergi ke game center, makan dan…” Diliriknya Gyu Ri yang sedang menyetir.
“Dan apa? Jangan membuatku penasaran, Su Ra-ah” rengeknya.
“Dan kami berfoto di pohotobox. Hanya itu saja.”
“OMO! Jinjayo?” teriaknya, sampai aku harus menutup telingaku.
“YA! Kau ingin aku menjadi tuli karena kau teriakin?” protes. “Iya, bahkan beberapa ada di dompetku dan sisanya ada di dompetnya.”
Gyu Ri memarkirkan mobilnya di parkiran. “Jinja? Aku ingin lihat fotonya!” ia merebut tasku lalu mencari dompetku. Ketika ia menemukannya, ia membuka dan melihat fotoku bersama Yoseob. “Aigyo! Kalian berdua terlihat sangat serasi dan ini sangat terlihat kalau kalian itu sedang berpacaran. Apa menurutmu dia juga menyukaimu?”
“Molla.” Jawabku pelan. “Lagi pula dia kan punya yeojachingu, lebih cantik dari aku lagi. Dulu dia pernah bilang kalau dia benar-benar menyukai Eun Hye. Bahkan aku orang pertama yang mengetahui hal itu.”
“Jinja?” Gyu Ri menatap Su Ra tidak percaya. “Kau tidak sakit hati mendengarnya?”
Su Ra hanya bisa diam. Sebenarnya dalam hati ia sangat hancur waktu tahu tentang itu, tapi mau gimana lagi. Life must go on, katanya saat ia menyadari kalau Yoseob hanya menganggapnya teman.
“Ya udah, kita keluar yuk. Hampir bel nih.” Gyu Rid an Su Ra keluar dari mobil lalu berjalan ke kelas mereka. Tiba-tiba Eun Hye dan antek-anteknya berdiri di depan mereka. Wajah Eun Hye tampak marah, warna mukanya berubah merah padam, menahan emosi.
“YA! Lee Su Ra! Apa yang kau lakukan kemaren dengan namjachingu-ku? Kau memang suka merebut milik orang lain ya.” Eun Hye mendorong Su Ra dengan kasar. “Jawab aku!”
Su Ra terjatuh saat ia di dorong oleh Eun Hye. Gyu Ri sendiri sudah di pegangi oleh antek-anteknya Eun Hye, Park So Ra dan Hyo Min. ketika Eun Hye akan mengangkat tubuh So Ra, tangan Eun Hye di pegangi oleh seorang namja.
“Hentikan, Eun Hye-ssi!” bentak namja itu.
Eun Hye yang merasa terganggu langsung berbalik dan melihat Yoseob berdiri di hadapannya dengan pandangan marah. Raut wajahnya berubah. “Ja-jagiya?”
“Akan kau apakan dia, ha?”
“An-ani. Aku hanya membantunya berdiri karena tadi.. tadi ia jatuh tertabrak aku.” Jelas Eun Hye. “Waeyo oppa?”
“Jinja?” tatap Eun Hye tidak percaya. “Katakan yang sebenarnya, Eun Hye-ah.”
-To Be Continued-