Tittle: Plus que ma proprevie
Author:
BlackPearl
Rating: PG -13 / Straight
Rating: PG -13 / Straight
Cast:
Kim Jongwoon (SUPER JUNIOR), Kim Hyun
Seo (as you), Kim Ryeowook (Super Junior), Lee Sungmin (Super Junior), Lee Sunkyu (Girls' Generation)
Genre:
Romance, Angst
Lenght: Chaptered (Chapter 4)
Disclaimer:
I don’t own Kim Jongwoon/Yesung, Kim Ryeowook, Lee Sungmin and Lee Sunkyu/Sunny
characters, they belong themselve. The plot come out from my crazy head and the
extreme imagination------------------------------------------------------------
-Previous Story-
“Yesung-aa, kau sudah pulang? Cepat
sekali.” Kata Eomma Yesung dari belakang.
“Aku kabur dari sekolah.” Ucapnya lalu
berbalik dan menatap Eommanya. “Dia kena anemia? Apa eomma tahu?”
“Eo, baru pagi ini eomma tahu.
Melihatnya meminta madu sangat aneh. Apalagi dia sangat benci madu. Terus dari
semalam saat dia memakai make up, ia terlihat agak pucat dan tadi pagi make up
yang ia pakai ke sekolah tebal banget. Tidak biasanya dia pakai make up
kesekolah walaupun cuma bedak. Lalu eomma menelpon eomma-nya Hyun-aa dan ia
menceritakan semuanya.”
------------------------------------------------------------
Eomma
yesung sedang membuat bubur ketika tiba-tiba bel pintu berdering. Ia segera
mematikan kompor lalu berjalan ke arah pintu masuk. Ketika di buka olehnya, ia
melihat Sunny dan Ryeowook di depan rumah.
“Annyeonghaseyo”
sapa Sunny dan Ryeowook sambil membungkuk. “Kami mau jenguk Hyun-aa.”
Eomma
Yesung tersenyum. “Oh, Hyun-aa lagi istirahat di kamar. Kalian naik aja dulu.
Akan ku buatkan minum untuk kalian sekalian bubur untuk Hyun-aa.”
“Eo,
kamsahamnida.” Mereka menaiki tangga menuju kamar Hyun Seo. Ketika mereka di
depan kamar Hyun Seo, Sunny membuka pintu dan mendapati Yesung tengah tertidur
sambil berlutut di samping tempat tidur dan menggenggam tangan Hyun Seo.
“Aigoo,
kyeopta. Mereka sangat manis ya.” Bisik Sunny. “Aku iri sama mereka deh.
Sungmin oppa aja nggak pernah bersikap manis ke aku. Selalu aja cuek.”
Ryeowook
hanya bisa menggeleng. “Kau itu.. bagaimana nih? Kita masuk aja?”
“Eo,
kalian masuk aja.” Kata Eomma Yesung dari belakang sambil membawa nampan berisi
semangkuk bubur dan empat gelas minuman. Sunny dan Ryeowook berbalik lalu
tersenyum.
Eomma
Yesung masuk lalu menaruh nampan di meja belajar Hyun Seo lalu menghampiri
Yesung yang nampak terlelap. “Yesung-aa, ieronna. Ada teman-temanmu.” Eomma
Yesung mengguncang-guncang kecil bahu Yesung.
“Emm...”
Gumam Yesung. ia mengucek matanya. “Oh, kalian..”
“Kalau
gitu eomma tinggal ya.” Eomma Yesung keluar dari kamar. Yesung langsung berdiri
dan menghadap kearah mereka.
“YA!
Hyung membuatku kaget ketika aku dengar hyung tiba-tiba keluar kelas terus
nggak balik-balik.” Teriak Ryeowook di susul lemparan bantal ke muka Ryeowook.
“Tidak
bisa kau berbicara lebih pelan Wookie?” bentak Yesung, Ryeowook langsung
menunduk dan diam.
Sunny
Mendekati Hyun Seo yang masih terlelap. “Seharusnya aku mengingatkannya untuk
tidak terlalu capek.”
Yesung
memandang Sunny yang duduk di pinggir ranjang. “Kau tahu kalau dia punya
anemia? Kenapa tidak memberitahuku?”
Sunny
merapikan poni Hyun Seo yang berantakkan sambil menghela napas. “Aku sudah tahu
semenjak mengenalnya. Hyun-aa melarangku untuk memberitahumu. Karena ia janji
akan menjaga kesehatannya jadinya aku nggak bilang apa-apa. Dan sempat
terpikirkan olehku kalau kau sudah tahu. Makanya aku diam aja.” Sunny memandang
kearah Yesung. “Mianhae.”
“Gwaenchanhayo,
Sunny-aa. Lagian ini juga bukan salahmu.”
“Hyung,
apa kau besok masuk? Kalau menurutku lebih baik jangan masuk. Sepertinya kau
kena masalah sama guru karena tadi.” Ryeowook duduk di lantai sambil memeluk
tasnya. “Terus aku harus berakting gimana besok kalau yang lain tanya ini itu?”
Yesung
menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil menatap langit-langit kamar. “Tenang
aja, aku besok nggak masuk kok. Aku udah tahu kalau akan kena masalah dengan guru.”
Ia menghela napas. “Kau berakting sewajarnya aja. Tanggapi aja mereka seperti
biasa. Kalau ada yang nanya kenapa aku nggak masuk, bilang aja kalau aku lagi
keluar kota.”
“Ya
udah kalau emang gitu.” Ryeowook menatap Sunny. “Sunny-aa, Kajja kita pulang.
Kita biarin Hyun-aa istirahat.”
Sunny
menghela napas lalu berdiri. “Kalau begitu aku pulang dulu, oppa. Besok aku
bilang ke Seonsaengnim kalau Hyun-aa sakit dan kau sedang keluar kota.”
“Ne.
Gomapta Sunny-aa.” Yesung mengacak-acak rambut Sunny sambil tersenyum. “Wookie,
jangan lupa apa yang aku bilang tadi.”
“Ne,
hyung. Aku tidak akan lupa kok.”
“Kalau
gitu aku antar kalian sampai di luar.” Yesung mulai berjalan ke pintu.
“Nggak
usah, oppa.” Cegah Sunny. “Oppa temani Hyun-aa aja disini. Kami bisa turun
sendiri kok.”
“Jeongmalyo?”
Tanya Yesung di balas anggukan dari Sunny dan Ryeowook. “Ya udah. Gomapta,
Sunny-aa dan Wookie-aa.”
“Ne,
cheonmaneyo.” Ucap Sunny dan Ryeowook lalu mereka keluar dari kamar.
Yesung
mendekati Hyun Seo yang sedang tidur. Ia duduk di pinggir ranjang. Sesekali
tangannya mengusap kepala Hyun Seo. Ia mengecup kening Hyun Seo. Tangannya
kembali menggenggam tangan Hyun Seo.
Lalu
Yesung merasakan gerakkan di dalam genggamannya. Sayup-sayup terdengar gumaman
dari Hyun Seo. “Emm... oppa... Yesung oppa..”
Yesung
tersenyum mendengar namanya disebut. “Waeyo, chagi?”
Mata
Hyun Seo bergetar dan akhirnya terbuka. Ia melihat Yesung yang sedang
memandanginya sambil tersenyum. “Mianhae... udah nyembunyiin dari oppa. Aku
nggak bermaksud untuk bohongi oppa kok. Aku..”
“Ssssttt,”
Yesung memotong perkata Hyun Seo. “Aku tahu dan tidak ada yang perlu di
maafkan. Sekarang tugasmu istirahat.” Yesung mengambil bubur dari meja makan.
“Tapi sebelumnya kau harus makan dulu. Baru boleh tidur. Arasseo?”
“Ne,
Yesung oppa baboya” Hyun Seo cekikikan. “Bagaimana hadiahku tadi? Baguskan?”
“YA!
Bagus darimana, huh? Yang ada kau membuatku malu dan tambah marah.” Yesung
menatap marah ke Hyun Seo. Saat itu juga Hyun Seo terdiam. Ia hanya menatap
Yesung dengan wajah datar, menahan rasa sedihnya.
“Mianhae..
aku tidak bermaksud membuatmu malu.” Ucap lirih Hyun Seo. Mata Yesung langsung
berubah lembut mendengar permintaan maaf Hyun Seo.
“Gwaenchanha,
itu hanya untuk lucu-lucuan kan. Itu sangat lucu kau tahu.” Yesung tertawa, ia
menaruh mangkuk bubur di nakas samping tempat tidur. “Sini aku bantu kau
duduk.” Yesung membantu Hyun Seo duduk
bersandar di headboard ranjang lalu mengambil mangkuk bubur dan menyuapinya.
Begitu
selesai makan, Hyun Seo meminum obatnya.
“Sekarang
kau istirahat lagi. Besok nggak usah masuk dulu. Arasseo?”
“Tapi,
oppa... aku ada latihan dance besok.” Hyun Seo menatap Yesung memohon. “Biarkan
aku masuk, jebal.. aku janji akan baik-baik saja.”
“Jam
berapa kau latihan? Terus dimana?” Tanya Yesung.
“Setelah
pulang sekolah, jadinya aku nggak ikut tambahan sore. Di tempat biasanya”
Yesung
menggeleng. “Andwee.. lebih baik kau tidak masuk, tapi latihan ikut. Gimana?
Aku anter. Soalnya besok aku nggak masuk.”
“Ya
udah deh, aku nurut aja. Tapi kalau oppa nganter aku, apa nggak terlalu gimana
gitu?”
Yesung
menghela napas. “Aku rasa sudah waktunya kita bilang ke anak-anak tentang kita.
Tapi kita ngakunya pacaran aja. Gimana? Aku udah capek kalau harus sembunyi
terus. Kalau sembunyi terus, aku jamin aku bakal gila karena dibuat cemburu.
Apalagi kau punya anemia. Aku bakal khawatir terus.”
“Oppa,
jebal jom.” Hyun Seo memutar bola matanya. “Tapi...” Hyun Seo nampak berpikir
keras. “Baiklah. Tapi apapun yang terjadi oppa harus tetap bersamaku. Kita
mengaku berpacaran kan?”
“Ne,”
senyum bahagia terukir di wajahnya. “Kalau gitu nanti malam aku minta Ryeowook,
Sunny dan Sungmin ke sini.”
Hyun
Seo tersenyum lega. Akhirnya ia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi tentang
hubungan mereka, walaupun nanti mereka akan mengakui menjadi pacar. Bukan
sebagai istrinya.
“Oppa,
temani aku tidur ya disini. Nanti malam juga, mending oppa tidur disini aja.”
Pinta Hyun Seo.
“Kau
yakin?” Yesung ragu.
Hyun
Seo mengangguk. “Ne, tapi kita tidak melakukan apa-apa selain tidur. Arasseo?”
Sebuah
tawa bahagia keluar dari mulut Yesung. “Ne, aku tidak akan melakukan apa-apa
selain memelukmu dan tidur.” Yesung merebahkan diri di samping Hyun Seo lalu
memeluknya. Mereka akhirnya jatuh tertidur.
***
“Oppa
yakin mau nganter?” Tanya Hyun Seo untuk kesekian kali. “Aku denger tadi di
sekolah pada heboh denger berita kita pacaran dan Ryeowook hanya berakting jadi
namjachingu-ku.”
Yesung
terkekeh. “Bagus dong. Kita kan udah bilang yang sebenarnya. Aduh. Mereka aja
yang rada lebay” ia berdecak lalu menarik tangan Hyun Seo. “Ayo berangkat.
Nanti telat lagi.” Mereka berjalan ke mobil lalu masuk ke dalam mobilnya Yesung
dan mereka meninggalkan rumah.
Begitu
sampai di tempat latihan, Hyun Seo jadi gugup. Ia belum siap dengan respon
teman-temannya yang berlebihan seperti itu. Yesung yang menyadari kegugupan
Hyun Seo, ia menggenggam tangan Hyun Seo erat.
“Jangan
khawatir. Aku akan mengantarmu sampai ke dalam.” Yesung langsung keluar dari
mobil sebelum Hyun Seo berkata.
Begitu
Yesung sampai di samping pintu Hyun Seo, ia membukakannya lalu mengulurkan
tangannya tapi Hyun Seo tidak bergeming sedikitpun. “Chagi, ini nggak bakal
buruk seperti yang kamu pikirkan. Aku bakal ngelindungimu.” Begitu Yesung
berkata seperti itu, Hyun Seo menjadi lebih tenang. Ia meraih uluran dari
Yesung dan ia keluar dari mobil.
Teman-teman
yang sedang melihat Yesung dan Hyun Seo dari balik jendela seakan tidak
percaya. Bagaimana tidak, sebelumnya Yesung dan Hyun Seo tu emang terkenal seperti
Tom and Jerry, nggak pernah akur. Tapi sekarang mereka mendapat berita kalau
sejak setahun yang lalu Hyun Seo dan Yesung berpacaran, tapi disembunyikan
dengan cara Hyun Seo berpacaran dengan Ryeowook yang juga mengambil bagian
dalam peran tersebut.
“Apa
perlu aku antar masuk seperti anak kecil yang diantar untuk les balet?” sindir
Yesung sambil nyengir.
Hyun
Seo memukul lengan Yesung. “Apaan sih. Nggak perlu kok, oppa. Aku bisa
melakukannya sendiri.” Ia berbalik dan mulai melangkah ke gedung latihan.
Tiba-tiba tangannya di tarik dan ia masuk ke dalam pelukkan Yesung. teman-teman
Hyun Seo yang melihat itu memekik pelan.
“Kau
tahu, sepertinya teman-temanmu cemburu deh ngeliat kita.” Bisik Yesung di
telinga. “Dan kau tahu, sebenarnya mereka adalah fansku. Kau harusnya merasa
beruntung mendapatku, Chagi.”
“YA!”
Hyun Seo memukul dada Yesung. “Apaan sih. Udah ah, aku mau latihan. Oppa nggak
usah jemput aku!”
Yesung
langsung menatap Hyun Seo. “Mwo? Wae?”
“Aku
tidak ingin membuat fans oppa cemburu.”
“Mereka
yang cemburu, atau kau yang cemburu?” Yesung memainkan alisnya. Ia sangat suka
menggoda Hyun Seo.
“Terserah
oppa, aku tidak peduli. Yang penting nanti nggak usah jemput aku.”
“Kalau
kau ada apa-apa dijalan gimana?” Yesung langsung menatap cemas Hyun Seo.
“Biarin,”
Hyun Seo melepaskan diri dari pelukkannya. “Aku latihan dulu.” Ia langsung
berlari masuk ke dalam gedung.
Begitu
ia masuk ke ruang latihan, setelah ia berganti pakaian, teman-temannya langsung
mendatangi mereka dan menanyakan serentetan pertanyaan.
“Jadi
kau beneran pacaran sama Yesung oppa?” tanya Yoona, leader dari kelompok dance
mereka. Bukan rahasia lagi kalau memang Yoona menyukai Yesung. “Lalu kenapa
kalian menyembunyikannya?”
Hyun
Seo hanya bisa menghela napas. “Karena aku nggak mau bikin heboh sekolahan
seperti sekarang. Dan sebenarnya ini diluar dari apa yang aku pikirkan.”
“Bagaimana
bisa kau berpacaran dengannya?” Kali ini Nicole yang bertanya.
“Awalnya
kami dijodohkan oleh orang tua kami, karena ternyata orang tua kami sudah
berteman lama dan berjanji akan menikahkan kami sewaktu kami masih bayi.” Jawab
Hyun Seo. “Ada pertanyaan lainnya? Kalau ada sekarang aja sekalian.”
Minzy
tertawa lalu memukul bahu Hyun Seo pelan. “Lagakmu udah kayak artis aja,
Hyun-aa.” Semua ikut tertawa.
“Kalau
gitu kita latihan sekarang aja.” Kata Yoona sambil memberi senyum kearah Hyun
Seo.
***
Ketika
latihan selesai, semuanya sedang membereskan perlengkapan mereka. Setelah mandi
di kamar mandi yang telah di sediakan di gedung tersebut, mereka satu per satu
keluar dari gedung dan meninggalkan gedung tersebut untuk kembali ke rumah
masing-masing.
Hanya
tinggal Hyun Seo. Ia sedang duduk di kursi taman depan gedung latihan. Ia
merasa badannya sangat lemas. Tadi dia hanya ikut latihan satu jam setengah
latihan dari dua jam latihan. Tubuhnya sudah sangat kelelahan. Walaupun
teman-teman yang lain menyuruhnya istirahat setelah ia berlatih satu jam, tapi
dia nggak mau dan minta setengah jam lagi latihan.
Sepertinya aku harus pulang naik
taksi deh. Badanku sakit semua rasanya. Ia langsung berdiri
dan berniat untuk memanggil taksi. Tapi baru beberapa langkah, tubuhnya goyah
dan terjatuh di tangan seseorang. Mungkin kalau tidak ada yang menangkapnya,
dia akan jatuh ke tanah.
Hyun
Seo berbalik untuk melihat siapa yang memegangi tubuhnya. “Yesung oppa...”
ucapnya kaget.
“Ya
kan, apa yang udah aku kira. Kalau tadi aku benar-benar pulang, kamu pasti udah
jatuh. Atau mungkin aja pingsan.” Kata Yesung. “Sekarang kamu pulang sama aku
ya.”
“Shireo!”
teriak Hyun Seo.
Yesung
menghela napas frustasi. “Kau ingin membuatku khawatir? Kau perlu istirahat
sekarang. Besok aja kamu nggak masuk sekolah, Chagi. Jebal, pulang bersamaku.”
“Shireo!”
teriak Hyun Seo lagi. Hyun Seo berjalan goyah lagi, hingga akhirnya Hyun Seo
jatuh pingsan.
Sebelum
sempat Hyun Seo jatuh ke tanah, Yesung menangkap tubuh itu lagi. Kamu tu masih sakit. Badanmu masih lemah,
tapi sok kuat. Yesung tersenyum geli lalu menggendong Hyun Seo ke mobil
lalu mereka melaju pulang ke rumah.
-To Be Continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar