15.8.12

[Oneshoot/PG-13] Unbelievable gift

Tittle: Unbelievable gift
Author: Kim Hyun Seo and Kang Haemin (Izumi)
Rating: PG-13 / Straight
Cast: Kim Jongwoon/Yesung (Super Junior), Kim Hyun Seo, Kang Haemin, Lee Byung Hun/L.Joe (Teen Top)
Genre: Romance, Crossover
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I don’t own Kim Jongwoon/Yesung and Lee Byung Hun/L.Joe characters, they belong themselves. The plot just came out from me and my friend’s craziness head and extreme imagination. This FF made by me and my close friend when we were at the hostle and this FF for celebrate my birthday #plak hahaha. Happy reading ^^

 -----------------------------------------------------------
Terdengar suara jam berdentang menunjukkan tepat jam 00:00am. Seorang gadis bermata coklat tengah berbaring di atas ranjang dengan gelisah. Berkali-kali ia bergerak ke kanan dan kiri dan tak kuncung memejamkan matanya. Sebuah pikiran terus berputar-putar di kepalanya sehingga tidak bisa membuatnya tidur.
Ia segera bangkit lalu meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas dan gadis itu mulai mengetik sebuah pesan.
 To: Nae Cloud
Oppa, kau sudah tidur?
Beberapa saat kemudian ponselnya bergetar.
From: Nae Cloud      
Ani, aku belum tidur. Waeyo? Kau belum tidur, yeobo?
To: Nae Cloud
Aku tidak bisa tidur ToT
Tiba-tiba ponsel dalam genggamannya berdering. Gadis itu tersenyum lebar ketika di perhatikan di layar ponselnya siapa yang menelponnya.
“Yeoboseyo oppa.” Kata Hyun Seo sambil menempelkan ponselnya ke telinga.
“Yeobo, gwenchanhayo? Kenapa belum tidur?”
Hyun Seo bersandar pada headboard ranjang. “Belum ngantuk. Lagi banyak pikiran aja.”
“Malhaebwa.” Bujuk Yesung. “Ada masalah di kampus?”
Desahan napas berat keluar dari mulut Hyun Seo. “Ani. Aku hanya berpikir, bagaimana kalau fans oppa tahu kalau aku istri oppa? Kalau mereka nggak menerima aku gimana? Kalau aku...”
“Yeobo,” sela Yesung. “Aku sudah pernah bilang, jangan pikirkan masalah itu. Kalau mereka tahu tentang kita, aku yakin mereka akan menerimamu. Aku udah sering bilang, kan? Lagipula kalau memang kamu belum siap mereka tahu tentang kita, aku nggak akan maksa kamu untuk siap.”
“Tapi..” tiba-tiba ia menghentikan kata-katanya lalu menghela napas. “Lupakan saja. Oppa kapan pulangnya?”
“Tanggal 3 agustus aku baru pulang, jagiya.” Kata Yesung. “Wae? Kau merindukanku?”
Senyum sumringah terpantri di wajah gadis itu. Sudah hampir seminggu ia tidak bertemu dengan suaminya. “Ne, jeongmal bogoseopoyo. Nanti kalau oppa pulang, aku bakal masak makanan yang banyak. Tapi ingat, oppa nggak boleh pulang telat. Kalau kau telat, kau tidak akan mendapatkan jatah.”
Yesung terkekeh. “Aku nggak bakal telat kok. Bagaimana aku bisa telat kalau sekarang aku merindukan masakkanmu. Ditambah kejutan yang lain darimu.” Suaranya terdengar menggoda.
Mau tidak mau wajah Hyun Seo langsung memanas. “Mwoyaa. YA! Jangan menggodaku, Jongwoon.”
“Aku nggak menggodamu, tapi kau yang mengodaku.” Elak Yesung masih dengan suara yang menggoda. Wajah Hyun Seo masih memerah dan bibirnya mengerucut kesal. “Yeobo. Kau sehat, kan? Anemia mu gimana?”
Gadis itu mengangguk. Tapi beberapa saat kemudian ia sadar kalau Yesung tidak bisa melihat anggukkannya. “Ne, aku sehat kok. Anemiaku nggak kambuh lagi.
Yesung tersenyum lega mendengar istrinya baik-baik saja. Ia sangat khawatir kalau anemia yang di derita gadis itu kambuh. “Ya udah. Sekarang tidur ya.” Bujuknya.
“Aku mau denger oppa nyanyi sampai aku tidur. Ya ya ya?” pintanya dengan suara yang manja.
“Ne, aku bakal nyanyiin buat kamu.” Yesung mulai melantunkan sebuah lagu dengan suaranya yang merdu dan dapat membuat gadis itu mulai terhanyut lalu pelan-pelan menutup matanya.
“Yeobo.” Panggil Yesung setelah lagu yang dinyanyikan sudah selesai. Tapi tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan napas yang teratur. “Jaljayo, yeobo.” Bisik Yesung lalu mematikan ponselnya.
3 agustus 2012
Hyun Seo tengah memilih bahan makan di sebuah supermarket untuk nanti malam. Hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya dan ia ingin merayakannya bersama Yesung.
Setelah selesai berbelanja, ia segera pulang lalu memasak makan malam. Senyum ceria tergambar jelas di bibirnya yang mungil. Mulutnya tak henti-hentinya menyenandungkan lagu favoritnya. Ia membayangkan malam ini akan menjadi malam yang terbaik untuknya.
Ketika selesai memasak, ia menuangkan makan-makan itu di atas piring lalu meletakkan piring-piring itu di atas meja makan. Di atas meja makan itu terdapat lilin dan vas bunga yang berisi bunga tulip di samping lilin itu. Ia menunggu penuh harap kedatangan suaminya.
Bel rumah berdering nyaring. Ia berlari kearah pintu untuk membukakannya.
Ketika di bukanya, Yesung tengah berdiri di depannya. Tapi ternyata Yesung tidak sendirian, ia bersama seorang namja dan yeoja yang berdiri di belakangnya Yesung.
“Yeobo!” seru Yesung. ia langsung memeluk tubuh gadis itu. “Bogoseopoyo.” Sementara Hyun Seo hanya bisa diam dan membeku.
Yesung langsung melepaskan pelukkannya. “Ah iya, hari ini L.Joe ingin mampir kesini sebentar. Kau masih ingat dia kan? Dan yeoja ini adalah yeojachingunya L.Joe, Kang Haemin.”
“Anyeonghaseyo, noona, eonni.” Sapa Haemin dan L.Joe bersamaan sambil membungkuk.
“Ne, anyeonghaseyo.” Sapa balik Hyun Seo sambil membungkuk. “Kalau gitu kalian masuk aja dulu. Aku baru saja selesai memasak makan malam. Akan aku siapkan dulu.”
Gadis itu berbalik dan berjalan menuju ruang makan. Wajahnya terlihat datar.
Disingkir-singkirkannya hiasan-hiasan yang ada di atas meja sehingga hanya menyisakan makan dan piring di atas meja. Ketika selesai membereskan meja makan, ia kembali ke ruang tengah dan mengajak Yesung, L.Joe dan Haemin untuk makan malam bersama.
Keceriaan mewarnai makan malam mereka. Canda dan tawa terus mengalir. Gadis itu hanya diam dan tidak ikut dalam keceriaan itu. Dipandanginya makanan yang ada di depannya dengan tatapan kosong.
“Eonni gwenchanha?” tanya Haemin ketika ia sadar Hyun Seo hanya diam sejak tadi. “Kenapa tidak makan? Eonni sakit?”
Gadis itu tersadar lalu memandangi Haemin dengan senyuman. “Nan gwenchanha. Aku hanya tidak napsu makan. Kalau gitu kalian lanjutkan makan, aku mau pergi ke kamar.”
Ketika Hyun Seo berdiri, tangannya di pegang oleh Yesung yang duduk di sebelahnya. “Yeobo, gwenchanha? Kau sakit?” tanyannya dengan suara cemas.
“Nan gwenchanhayo. Aku merasa kenyang. Aku nggak sakit kok oppa.” Gadis itu menepuk tangan yang tengah menggenggam pergelangan tangannya.
Hyun Seo langsung meninggalkan mereka dan menaiki tangga menuju kamarnya.
“Hyeong, noona kenapa?” tanya L.Joe.
“Molla.” Jawabnya lalu melanjutkan makan mereka.
Akhirnya mereka kembali mengobrol dan bersantai.
Ketika mereka selesai makan, Yesung meletakkan piring-piring kotor ke wastafel lalu bergabung dengan L.Joe dan Haemin di ruang tengah.
“Ah, kau tahu hyeong, masakkannya noona sangat lezat.” Puji L.Joe ketika Yesung duduk di sofa tepat di depannya. “Pasti hyeong sangat bahagia menikah dengan noona.”
Wajah Yesung berubah merah. “Ya, pastinya.”
“Kenapa oppa tidak mengumumkan kalau kalian sudah menikah?” tanya Haemin.
Sejurus kemudian wajahnya terlihat serius. “Karena aku harus menunggunya untuk siap terlebih dahulu. Aku tidak ingin saat kami mengumumkan pernikahan kami dan dia mendapat judge, dia menjadi depresi. Aku harus bersabar hingga ia siap. Walaupun terkadang di situasi seperti ini membuatku gila kalau harus menyembunyikan hubungan kami.”
“Pasti sedikit menyusahkan, bukan?” timbal L.Joe.
“Sedikit.” Jawab Yesung singkat. “Bagaimana dengan kalian? Kalian kan sudah mengumumkan hubungan kalian.”
Haemin tertawa kecil. “Awalnya sedikit menyusahkan karena pasti tidak semua fansnya bisa menerimaku seutuhnya. Tapi lamban laun mereka bisa menerimaku, walaupun masih aja ada yang membuatku pusing karena mereka. Tapi aku berusaha untuk menjaga perasaan fansnya yang belum bisa menerimaku.”
Setelah mereka mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan untuk pulang. Yesung mengantar mereka hingga di depan pintu lalu setelah mobil mereka menghilang dari pandangan, pria itu menutup pintu lalu berjalan menuju kamarnya.
Saat ia membuka pintu kamarnya, Yesung mendapati istrinya tengah duduk bersandar pada headboard ranjang sambil mendengarkan lagu dengan sepasang headphone berwarna hitam. Buku favoritnya tengah terbuka di pangkuannya.
Yesung melangkah pelan-pelan mendekati gadis itu lalu duduk di pinggir ranjang dan meletakkan kepalanya diatas kaki Hyun Seo.
Gadis itu yang tengah asyik dengan buku yang ada di pangkuannya terperenjat kaget ketika Yesung meletakkan kepalanya di atas kakinya. Ia langsung meletakkan bukunya diatas nakas dan melepaskan headphonenya. Tangannya membenarnya posisi kepala Yesung sehingga kini kepalanya berada di atas pangkuannya.
“Waeyo?” tanya Hyun Seo sambil membelai kepala suaminya dengan tangannya. “Apa mereka sudah pulang?”
“Mmm.. mereka sudah pulang.” Jawab Yesung sambil memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Hyun Seo di kepalanya.
Keheningan menyelimuti mereka. Tangan gadis itu masih asyik membelai kepala suaminya dengan seukir senyum menghiasi wajah.
Tiba-tiba ponsel gadis itu berdering memecahkan keheningan diantara mereka. Ia mengambil ponselnya dari atas nakas lalu memencet sebuah tombol dan meletakkan di telinganya.
“Yeoboseoyo.” Sapa Hyun Seo. “Ah, Dongwoon-aa.”
Kedua alis Yesung saling bertautan begitu tahu siapa yang menelpon. Yesung hanya tahu Dongwoon adalah hoobae Hyun Seo di kampusnya. Mereka menjadi dekat seperti kakak dan adik sejak mereka masuk di satu club yang sama.
“Aku baik-baik aja kok, kamu gimana?... Ani, aku sedang di rumah bersama Yesung oppa... Ah, gomawo. Jeongmal gomawoyo. Gimana kau tahu kalau hari ini ulang tahunku?”
Deg. Tiba-tiba Yesung terdiam, napasnya terhenti sesaat ketika ia mendengar percakapan Hyun Seo dan Dongwoon di telpon. Ulang tahun?Ini kan tanggal 3 agustus dan hari ini istriku ulang tahun. Babo, kenapa aku bisa lupa?
Setelah selesai bercengkrama di telpon, Hyun Seo memencet sebuah tombol lalu meletakkan kembali di atas meja nakas dan tangannya kembali membelai kepala Yesung dan senyumannya kembali menghiasi wajahnya.
“Mianhae.” Ucap Yesung sejurus kemudian. “Buat apa?” tanya Hyun Seo kebingungan.
Yesung bangkit lalu menatap Hyun Seo dengan senyum kecil. “Saengil chukkhaehamnida, yeobo. Karena aku terlalu sibuk, jadinya aku lupa. Mianhae.”
Senyum manis menghiasi wajah gadis itu. “Gomawoyo, oppa. Gwenchanha, lebih baik oppa ingat sekarang daripada nggak sama sekali.” Yesung jadi merasa bersalah saat melihat senyuman itu di wajah istrinya.
“Ya udah, kau tidur dulu ya. Aku mau membereskan yang di bawah sementar.” Kata Yesung sambil berdiri lalu mengecup kening Hyun Seo.
“Kau tidak mau membantumu oppa?”
Yesung menggeleng sambil tersenyum. “Aku yakin kau pasti kecapekan membuat makan malam tadi. Istirahatlah, sebentar lagi aku kembali.”
Ia berjalan keluar dari kamar lalu menutup pintunya. Yesung menuruni tangga dan berjalan kearah ruang makan. Ia mendekati lemari yang ada disitu dan membukanya.
Yesung menemukan lilin yang telah meleleh, vas bunga yang berisi bunga tulip yang sudah mulai layu dan masih banyak lagi. Ini pasti untuk makan malam tadi. Batinnya.
Segera ia mengambil ponselnya yang ada di sakunya lalu menghubungi sebuah nomer.
“Yeoboseyo, ryeowook-aa. Aku butuh bantuanmu.”
***
Malam berganti pagi, matahari muncul tanpa malu-malu dan menyorotkan sinarnya melalui celah-celah korden yang sedikit terbuka.
Hyun Seo menggeliat kecil ketika mendengar kicauan burung dari luar jendelanya. Dibukanya kedua matanya lalu ia menoleh dan memandangi wajah suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya. Kedua mata suaminya tengah tertutup sempurna dan wajahnya terlihat sangat polos.
Jari-jari Hyun Seo yang lentik tengah membelai pipi suaminya yang agak tembem. Diperhatikannya garis-garis wajah suaminya dengan cermat, seakan-akan ia tidak ingin mengalihkan wajahnya dari suaminya.
Wajah Hyun Seo memerah ketika jari-jarinya berlama-lama di bibir suaminya. Senyum malu-malu bermain di bibirnya.
Ketika puas melihat wajah suaminya, ia bangkit lalu mengecup dahi suaminya sebelum keluar dari kamar.
Ia berjalan dengan berjingkat ketika keluar dari kamar dan menutupnya dengan pelan. Hyun Seo berjalan menuju ke dapur, ia ingin memasak sarapan yang spesial untuk suaminya. Entah kenapa ia sangat ingin melakukannya.
Saat ia masuk ke ruang makan, ia terkejut melihat apa yang ada di atas meja makan.
Berbagai makanan tengah tersaji disana. Sebuah lilin di letakkan di tengah-tengah meja makan dan di sebelah lilin itu terdapat mawar putih yang di letakkan di sebuah vas.
Hyun Seo menatap tidak percaya apa yang ada di hadapannya. Ia mendekati meja makan dan mengambil secarik kertas yang di letakkan di bawah vas. Disana tertulis ‘Nyonya Kim’. Gadis itu membukanya dan membaca pesan yang tertulis di dalamnya.
Saengil chukkhaehamnida, yeobo. Semoga apa yang kau harapkan menjadi kenyataan. Maaf karena terlambat untuk merayakannya. Mungkin kata maaf belum bisa menghilangkan rasa kecewamu. Aku harap dengan kejutan kecil ini bisa menghilangkan rasa kecewamu padaku. Saranghae Kim Hyun Seo.
-Your art of voice-
“Kau suka?” tanya sebuah suara di belakangnya. Sebuah lengan langsung memeluknya dari belakang lalu mencium pipi gadis itu.
“Oppa yang memasak ini semua?” tanya gadis itu masih tidak percaya. Air matanya menggenang di pelupuk matanya. Ia sangat terharu mendapati kejutan kecil yang ia dapat.
“Ani. Ryeowook yang memasak ini semua. Aku meminta bantuannya.” Kata Yesung dengan malu-malu. “Semalem aku nemuin hiasan ini semua di lemari. Aku yakin kamu pasti ingin mengadakan pesta kecil-kecilan. Jadinya aku pakai hiasan ini. Kajja, kita makan.”
Yesung menggeret tangan Hyun Seo dan mereka menikmati sarapan bersama.
***
“Oppa, kita mau ngapain sih disini? Kenapa sepi seperti ini.” tanya Hyun Seo begitu turun dari mobil. “Kalau ada yang lihat kita gimana?”
Malam ini Yesung mengajak kesebuah restoran yang terlihat sepi. Ia ingin mengadakan pesta kejutan untuk istrinya. Ia sengaja menyewa restoran ini untuk semalam. Yesung ingin merayakannya secara tertutup, hanya orang-orang terdekat yang ia undang.
“Sudah ikuti saja. Tidak akan ada orang yang lihat.” Kata Yesung. malam ini ia mengenakan kaos berwarna hitam yang di lapisi jas yang tidak terlalu terlihat formal dan celana jeans berwarna hitam dan sepatu sneakers. Rambutnya terlihat sedikit berantakan.
Sementara Hyun Seo mengenakan gaun diatas lutut berwarna putih dengan corak polka hitam dan sebuah pita hitam melingkar di pinggangnya. Terdapat renda di bagian lengan atasnya dan ujung bawah gaunnya. Ia menjepit tasnya yang berwarna hitam di antara ketiaknya. Kalung mutiara melingkar di lehernya. Rambutnya di biarkan tergerai begitu saja.
Mereka memasuki restoran itu dan berjalan kesebuah ruangan. “Kau siap?” tanya Yesung begitu berdiri di sebuah pintu.
“Hmm...” jawab singkat Hyun Seo.
Begitu pintu itu terbuka, ia melihat banyak orang berada disana. Balon warna-warni menghiasi setiap sudut ruangan. Ruangan ini cukup luas untuk mengadakan pesta seperti ini. Dinding bagian belakang terbuat dari kaca langsung menyajikan pemandangan belakang restoran yang sangat indah dan ada pintu di sebelah kiri.
“Saengil chukkhae, Park Hyun Seo!” teriak mereka semua yang berada di dalam.
“Kim Hyun Seo!” tegas Yesung yang terlihat jengkel. Semuanya tertawa.
Yesung dan Hyun Seo masuk ke dalam dan pesta pun di mulai.
Banyak makanan yang terjadi disana. Tamu yang hadir hanya orang-orang terdekat mereka. Member Super Junior pun juga ikut memeriahkan pesta. Kedua orang tua Hyun Seo dan Yesung juga hadir, bahkan Jongjin juga ikut.
Hyun Seo meniup kue ulang tahunnya yang sederhana dan memotongnya. Potongan pertama di berikan untuk Yesung. dengan jahil ia mencolek krim yang ada di roti itu dan meleletkannya di pipi Yesung sambil tertawa.
“Happy birthday, eonni, noona.” Ucap seorang gadis dan namja bersamaan dari belakang Hyun Seo ketika ia sedang mengobrol dengan temannya.
Ketika ia berbalik, ia melihat Haemin dan L.Joe yang tersenyum. “Thank you so much, Haemin-aa, L.Joe-aa.”
“Ne, cheonmaneyo.” Kata Haemin. “Menikmati pestanya, eonni?”
Ia tertawa kecil. “Lumayan. Tidak habis-habisnya Yesung membuatku menjadi pusat perhatian.”
“Ini semua terimakasih untuk kalian juga.” Ucap Yesung yang tiba-tiba berdiri di samping Hyun Seo sambil memeluk pinggang gadis itu. “Kalian sudah mau membantuku membuatkan pesta ini untuk istriku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi kalau ada kalian, karena aku sangat bingung kalau harus membuat acara seperti ini.”
L.Joe dan Haemin tertawa. “Tidak perlu terimakasih, oppa.” Ucap Haemin. “Kami malah senang bisa membuat pesta seperti ini untuk eonni. Karena aku juga takut kalau kemaren kami mengacaukan pesta kecil-kecil kalian. Jadi ini hadiah kami untuk eonni.”
“Gomawo.” Kata Hyun Seo dengan tulus. “Aku tidak marah pada kalian kok. Bener. Hanya saja saat itu aku sudah merasa kenyang, jadinya aku meninggalkan kalian untuk makan malam. Menurut kalian makananku bagaimana?”
L.Joe mengacungkan kedua ibu jarinya. “Enak banget. Bahkan sampai-sampai aku ingin nambah terus.”
“Bukannya waktu itu kau makan sampai lima kali, jagiya?” tanya Haemin sambil melirik tajam kearah L.Joe.
Sementara namja itu hanya tertawa. “Lain kali masakkan makanan lagi ya, noona?”
“Ne, aku akan masakkan lagi untuk kalian lain kali.” Janji Hyun Seo sambil mengangguk dan tersenyum.
Setelah mereka mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan dan sekali lagi mereka mengucapkan selamat ulang tahun untuk Hyun Seo.
Begitu acara selesai, para tamu meninggalkan tempat jadi hanya tinggal member Super Junior dan orang tua Hyun Seo dan Yesung yang tertinggal. Mereka mengobrol bersama di sebuah ruangan yang lainnya.
“Hyuki-aa, dimana istrimu?” tanya Hyun Seo di tengah-tengah keceriaan di antara mereka. “Kenapa kau tidak mengajaknya?”
Seketika raut wajah Eunhyuk berubah sedih. “Ia sekarang sedang di New York, sedang melakukan syuting.”
“Lalu gadis kecilmu itu mana, si kecil Yon Dae?” sambung Donghae yang duduk tidak jauh dari mereka.
“Ah, si Yon Dae sedang bersama noona. Aku menitipkannya padanya.” Jawab Eunhyuk sambil meminum minumannya yang ada di tangannya.
“Kenapa tidak diajak sekalian aja Yon Dae bersamamu, Hyuki-aa?” tanya Hyun Seo. “Kan dia bisa bersamaku kalau kau kerepotan.”
Eunhyuk menghela napas sejenak. “Yon Dae sedang rewel, jadinya aku titipkan pada noona. Ia sedang kangen pada eommanya, seperti appanya.” Eunhyuk memanyunkan bibirnya.
Hyun Seo dan Donghae tertawa.
Tiba-tiba Hyun Seo merasa mual. Ia permisi untuk ke kamar mandi sejenak. Begitu ia masuk ke dalam kamar mandi, ia muntah-muntah di atas toilet. Entah kenapa ia merasa tidak enak badan.
Begitu selesai, ia membasuh mulutnya dengan air di wastafel. Ketika keluar dari kamar mandi, ia mendapat Yesung tengah berdiri sambil bersandar dengan raut wajah khawatir.
Saat di lihatnya gadis itu keluar dari kamar mandi, Yesung langsung menghampirinya. “Gwenchanha?”
Gadis itu tersenyum. “Nan gwenchanchayo. Aku hanya mual kok.”
“Ya udah, kita balik lagi ya.” Yesung merangkul pundak gadis itu. Tiba-tiba ia berhenti lalu melepaskan jasnya dan menyampirkan di pundah gadis itu. “Aku tidak kau kenapa-kenapa. Apa perlu kita pulang sekarang?”
“Aniyo. Aku baik-baik saja.” Ucap Hyun Seo mencoba menenangkan suaminya.
Mereka kembali bersama keluarga mereka lalu duduk di tempat mereka.
“Apa kau baik-baik saja, Seo-aa?” tanya eomma Yesung terlihat khawatir. “Wajahmu terlihat pucat.”
Senyum kecil terukir lagi. “Aku baik-baik saja, eomoni. Hanya mual. Mungkin hanya kelelahan sedikit. Dari minggu lalu aku merasa mual terus.” Kata Hyun Seo. Yesung langsung mendekatkan tempat duduknya ke gadis itu lalu memeluk dari sampir gadis itu. Tangannya membelai pelipis gaids itu.
Mata eomma Yesung dan eomma Hyun Seo membulat. “Apa kau sudah ke dokter?”
“Belum.”
Senyum lebar menghiasi wajah eomma Hyun Seo dan eomma Yesung. “Seo-aa, ikut eomma sebentar.” Ajak eomma Hyun Seo di ikuti eomma Yesung. Mereka menarik Hyun Seo dan membawanya ke kamar mandi lagi.
Begitu masuk ke dalam kamar mandi, eomma Yesung mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu menyerahkan pada Hyun Seo. “Sekarang masuklah ke salah satu bilik lalu baca instruksinya.”
Eomma Yesung mendorong Hyun Seo masuk ke dalam salah satu bilik. Gadis itu sangat bingung dengan apa yang terjadi.
Ketika sudah masuk dan menutup pintu bilik itu, ia mengeluarkan benda itu lalu membaca instruksinya dengan seksama. Ia sedikit terkejut dengan benda yang ada di genggamannya.
Dengan tegang dan penuh harap ia mengikuti instruksi itu. Begitu selesai, ia menunggu beberapa saat lalu melihat hasilnya yang tertera di benda itu. Ia sedikit terkejut melihat hasilnya, tapi kemudian senyum kecil menghiasi wajahnya. Ulang tahun yang terbaik untukku.
Ketika ia keluar, ia menyerahkan benda itu pada eomma Yesung dan eommanya. Sekarang ia mengerti kenapa ibu mertuanya dan ibunya memintanya melakukan ini dan kenapa akhir-akhir ini ia sering mual.
Eomma Yesung dan eomma Hyun Seo menatap benda itu lalu tersenyum bahagia.
“Chukkhae, Seo-aa.” Pekik mereka berdua lalu memeluk Hyun Seo dan mereka berdua menggeret gadis itu kembali ke tempat pesta tadi.
Begitu tiba, eomma Yesung langsung menceramahi Yesung. “YA! Yesung-aa, mulai saat ini kau harus menjaga istrimu dengan baik. Besok pagi kau harus membawanya ke dokter, eomma yang akan mengatur jadwalnya untuk besok.”
Yesung yang mendapati ceramah seperti langsung bingung. “Chakkaman, apa maksud eomma yang sebenarnya? Aku tidak mengerti.”
Eomma Yesung menyerahkan benda yang tadi ke Yesung dan ia melihat dengan cermat benda itu. Terdapat tanda positif di tengah-tengah layar itu. Senyum bahagia menghiasi wajahnya.
Yesung langsung berdiri dan memeluk Hyun Seo. “Gomawo, yeobo. Jeongmal gomawoyo.”
Para member Super Junior yang penasaran langsung berebutan melihat benda itu. Lalu tiba-tiba mereka bersorak. “Hore! Kita punya ponakkan lagi!” mereka langsung saling berpelukkan saking senangnya.
“Hore, Yon Dae bakal punya teman!” sorak Eunhyuk.
Tak dapat di bayangkan kebahagiaan yang menyelimuti Yesung dan Hyun Seo. Mereka tidak menyangka akan mendapatkan berita seperti ini. Kebahagiaan mereka bertambah dengan akan kehadiran malaikat kecil yang akan mengisi hari-hari mereka
-The End-.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Oneshoot/PG-13] Unbelievable gift

Tittle: Unbelievable gift
Author: Kim Hyun Seo and Kang Haemin (Izumi)
Rating: PG-13 / Straight
Cast: Kim Jongwoon/Yesung (Super Junior), Kim Hyun Seo, Kang Haemin, Lee Byung Hun/L.Joe (Teen Top)
Genre: Romance, Crossover
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I don’t own Kim Jongwoon/Yesung and Lee Byung Hun/L.Joe characters, they belong themselves. The plot just came out from me and my friend’s craziness head and extreme imagination. This FF made by me and my close friend when we were at the hostle and this FF for celebrate my birthday #plak hahaha. Happy reading ^^

 -----------------------------------------------------------
Terdengar suara jam berdentang menunjukkan tepat jam 00:00am. Seorang gadis bermata coklat tengah berbaring di atas ranjang dengan gelisah. Berkali-kali ia bergerak ke kanan dan kiri dan tak kuncung memejamkan matanya. Sebuah pikiran terus berputar-putar di kepalanya sehingga tidak bisa membuatnya tidur.
Ia segera bangkit lalu meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas dan gadis itu mulai mengetik sebuah pesan.
 To: Nae Cloud
Oppa, kau sudah tidur?
Beberapa saat kemudian ponselnya bergetar.
From: Nae Cloud      
Ani, aku belum tidur. Waeyo? Kau belum tidur, yeobo?
To: Nae Cloud
Aku tidak bisa tidur ToT
Tiba-tiba ponsel dalam genggamannya berdering. Gadis itu tersenyum lebar ketika di perhatikan di layar ponselnya siapa yang menelponnya.
“Yeoboseyo oppa.” Kata Hyun Seo sambil menempelkan ponselnya ke telinga.
“Yeobo, gwenchanhayo? Kenapa belum tidur?”
Hyun Seo bersandar pada headboard ranjang. “Belum ngantuk. Lagi banyak pikiran aja.”
“Malhaebwa.” Bujuk Yesung. “Ada masalah di kampus?”
Desahan napas berat keluar dari mulut Hyun Seo. “Ani. Aku hanya berpikir, bagaimana kalau fans oppa tahu kalau aku istri oppa? Kalau mereka nggak menerima aku gimana? Kalau aku...”
“Yeobo,” sela Yesung. “Aku sudah pernah bilang, jangan pikirkan masalah itu. Kalau mereka tahu tentang kita, aku yakin mereka akan menerimamu. Aku udah sering bilang, kan? Lagipula kalau memang kamu belum siap mereka tahu tentang kita, aku nggak akan maksa kamu untuk siap.”
“Tapi..” tiba-tiba ia menghentikan kata-katanya lalu menghela napas. “Lupakan saja. Oppa kapan pulangnya?”
“Tanggal 3 agustus aku baru pulang, jagiya.” Kata Yesung. “Wae? Kau merindukanku?”
Senyum sumringah terpantri di wajah gadis itu. Sudah hampir seminggu ia tidak bertemu dengan suaminya. “Ne, jeongmal bogoseopoyo. Nanti kalau oppa pulang, aku bakal masak makanan yang banyak. Tapi ingat, oppa nggak boleh pulang telat. Kalau kau telat, kau tidak akan mendapatkan jatah.”
Yesung terkekeh. “Aku nggak bakal telat kok. Bagaimana aku bisa telat kalau sekarang aku merindukan masakkanmu. Ditambah kejutan yang lain darimu.” Suaranya terdengar menggoda.
Mau tidak mau wajah Hyun Seo langsung memanas. “Mwoyaa. YA! Jangan menggodaku, Jongwoon.”
“Aku nggak menggodamu, tapi kau yang mengodaku.” Elak Yesung masih dengan suara yang menggoda. Wajah Hyun Seo masih memerah dan bibirnya mengerucut kesal. “Yeobo. Kau sehat, kan? Anemia mu gimana?”
Gadis itu mengangguk. Tapi beberapa saat kemudian ia sadar kalau Yesung tidak bisa melihat anggukkannya. “Ne, aku sehat kok. Anemiaku nggak kambuh lagi.
Yesung tersenyum lega mendengar istrinya baik-baik saja. Ia sangat khawatir kalau anemia yang di derita gadis itu kambuh. “Ya udah. Sekarang tidur ya.” Bujuknya.
“Aku mau denger oppa nyanyi sampai aku tidur. Ya ya ya?” pintanya dengan suara yang manja.
“Ne, aku bakal nyanyiin buat kamu.” Yesung mulai melantunkan sebuah lagu dengan suaranya yang merdu dan dapat membuat gadis itu mulai terhanyut lalu pelan-pelan menutup matanya.
“Yeobo.” Panggil Yesung setelah lagu yang dinyanyikan sudah selesai. Tapi tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan napas yang teratur. “Jaljayo, yeobo.” Bisik Yesung lalu mematikan ponselnya.
3 agustus 2012
Hyun Seo tengah memilih bahan makan di sebuah supermarket untuk nanti malam. Hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya dan ia ingin merayakannya bersama Yesung.
Setelah selesai berbelanja, ia segera pulang lalu memasak makan malam. Senyum ceria tergambar jelas di bibirnya yang mungil. Mulutnya tak henti-hentinya menyenandungkan lagu favoritnya. Ia membayangkan malam ini akan menjadi malam yang terbaik untuknya.
Ketika selesai memasak, ia menuangkan makan-makan itu di atas piring lalu meletakkan piring-piring itu di atas meja makan. Di atas meja makan itu terdapat lilin dan vas bunga yang berisi bunga tulip di samping lilin itu. Ia menunggu penuh harap kedatangan suaminya.
Bel rumah berdering nyaring. Ia berlari kearah pintu untuk membukakannya.
Ketika di bukanya, Yesung tengah berdiri di depannya. Tapi ternyata Yesung tidak sendirian, ia bersama seorang namja dan yeoja yang berdiri di belakangnya Yesung.
“Yeobo!” seru Yesung. ia langsung memeluk tubuh gadis itu. “Bogoseopoyo.” Sementara Hyun Seo hanya bisa diam dan membeku.
Yesung langsung melepaskan pelukkannya. “Ah iya, hari ini L.Joe ingin mampir kesini sebentar. Kau masih ingat dia kan? Dan yeoja ini adalah yeojachingunya L.Joe, Kang Haemin.”
“Anyeonghaseyo, noona, eonni.” Sapa Haemin dan L.Joe bersamaan sambil membungkuk.
“Ne, anyeonghaseyo.” Sapa balik Hyun Seo sambil membungkuk. “Kalau gitu kalian masuk aja dulu. Aku baru saja selesai memasak makan malam. Akan aku siapkan dulu.”
Gadis itu berbalik dan berjalan menuju ruang makan. Wajahnya terlihat datar.
Disingkir-singkirkannya hiasan-hiasan yang ada di atas meja sehingga hanya menyisakan makan dan piring di atas meja. Ketika selesai membereskan meja makan, ia kembali ke ruang tengah dan mengajak Yesung, L.Joe dan Haemin untuk makan malam bersama.
Keceriaan mewarnai makan malam mereka. Canda dan tawa terus mengalir. Gadis itu hanya diam dan tidak ikut dalam keceriaan itu. Dipandanginya makanan yang ada di depannya dengan tatapan kosong.
“Eonni gwenchanha?” tanya Haemin ketika ia sadar Hyun Seo hanya diam sejak tadi. “Kenapa tidak makan? Eonni sakit?”
Gadis itu tersadar lalu memandangi Haemin dengan senyuman. “Nan gwenchanha. Aku hanya tidak napsu makan. Kalau gitu kalian lanjutkan makan, aku mau pergi ke kamar.”
Ketika Hyun Seo berdiri, tangannya di pegang oleh Yesung yang duduk di sebelahnya. “Yeobo, gwenchanha? Kau sakit?” tanyannya dengan suara cemas.
“Nan gwenchanhayo. Aku merasa kenyang. Aku nggak sakit kok oppa.” Gadis itu menepuk tangan yang tengah menggenggam pergelangan tangannya.
Hyun Seo langsung meninggalkan mereka dan menaiki tangga menuju kamarnya.
“Hyeong, noona kenapa?” tanya L.Joe.
“Molla.” Jawabnya lalu melanjutkan makan mereka.
Akhirnya mereka kembali mengobrol dan bersantai.
Ketika mereka selesai makan, Yesung meletakkan piring-piring kotor ke wastafel lalu bergabung dengan L.Joe dan Haemin di ruang tengah.
“Ah, kau tahu hyeong, masakkannya noona sangat lezat.” Puji L.Joe ketika Yesung duduk di sofa tepat di depannya. “Pasti hyeong sangat bahagia menikah dengan noona.”
Wajah Yesung berubah merah. “Ya, pastinya.”
“Kenapa oppa tidak mengumumkan kalau kalian sudah menikah?” tanya Haemin.
Sejurus kemudian wajahnya terlihat serius. “Karena aku harus menunggunya untuk siap terlebih dahulu. Aku tidak ingin saat kami mengumumkan pernikahan kami dan dia mendapat judge, dia menjadi depresi. Aku harus bersabar hingga ia siap. Walaupun terkadang di situasi seperti ini membuatku gila kalau harus menyembunyikan hubungan kami.”
“Pasti sedikit menyusahkan, bukan?” timbal L.Joe.
“Sedikit.” Jawab Yesung singkat. “Bagaimana dengan kalian? Kalian kan sudah mengumumkan hubungan kalian.”
Haemin tertawa kecil. “Awalnya sedikit menyusahkan karena pasti tidak semua fansnya bisa menerimaku seutuhnya. Tapi lamban laun mereka bisa menerimaku, walaupun masih aja ada yang membuatku pusing karena mereka. Tapi aku berusaha untuk menjaga perasaan fansnya yang belum bisa menerimaku.”
Setelah mereka mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan untuk pulang. Yesung mengantar mereka hingga di depan pintu lalu setelah mobil mereka menghilang dari pandangan, pria itu menutup pintu lalu berjalan menuju kamarnya.
Saat ia membuka pintu kamarnya, Yesung mendapati istrinya tengah duduk bersandar pada headboard ranjang sambil mendengarkan lagu dengan sepasang headphone berwarna hitam. Buku favoritnya tengah terbuka di pangkuannya.
Yesung melangkah pelan-pelan mendekati gadis itu lalu duduk di pinggir ranjang dan meletakkan kepalanya diatas kaki Hyun Seo.
Gadis itu yang tengah asyik dengan buku yang ada di pangkuannya terperenjat kaget ketika Yesung meletakkan kepalanya di atas kakinya. Ia langsung meletakkan bukunya diatas nakas dan melepaskan headphonenya. Tangannya membenarnya posisi kepala Yesung sehingga kini kepalanya berada di atas pangkuannya.
“Waeyo?” tanya Hyun Seo sambil membelai kepala suaminya dengan tangannya. “Apa mereka sudah pulang?”
“Mmm.. mereka sudah pulang.” Jawab Yesung sambil memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Hyun Seo di kepalanya.
Keheningan menyelimuti mereka. Tangan gadis itu masih asyik membelai kepala suaminya dengan seukir senyum menghiasi wajah.
Tiba-tiba ponsel gadis itu berdering memecahkan keheningan diantara mereka. Ia mengambil ponselnya dari atas nakas lalu memencet sebuah tombol dan meletakkan di telinganya.
“Yeoboseoyo.” Sapa Hyun Seo. “Ah, Dongwoon-aa.”
Kedua alis Yesung saling bertautan begitu tahu siapa yang menelpon. Yesung hanya tahu Dongwoon adalah hoobae Hyun Seo di kampusnya. Mereka menjadi dekat seperti kakak dan adik sejak mereka masuk di satu club yang sama.
“Aku baik-baik aja kok, kamu gimana?... Ani, aku sedang di rumah bersama Yesung oppa... Ah, gomawo. Jeongmal gomawoyo. Gimana kau tahu kalau hari ini ulang tahunku?”
Deg. Tiba-tiba Yesung terdiam, napasnya terhenti sesaat ketika ia mendengar percakapan Hyun Seo dan Dongwoon di telpon. Ulang tahun?Ini kan tanggal 3 agustus dan hari ini istriku ulang tahun. Babo, kenapa aku bisa lupa?
Setelah selesai bercengkrama di telpon, Hyun Seo memencet sebuah tombol lalu meletakkan kembali di atas meja nakas dan tangannya kembali membelai kepala Yesung dan senyumannya kembali menghiasi wajahnya.
“Mianhae.” Ucap Yesung sejurus kemudian. “Buat apa?” tanya Hyun Seo kebingungan.
Yesung bangkit lalu menatap Hyun Seo dengan senyum kecil. “Saengil chukkhaehamnida, yeobo. Karena aku terlalu sibuk, jadinya aku lupa. Mianhae.”
Senyum manis menghiasi wajah gadis itu. “Gomawoyo, oppa. Gwenchanha, lebih baik oppa ingat sekarang daripada nggak sama sekali.” Yesung jadi merasa bersalah saat melihat senyuman itu di wajah istrinya.
“Ya udah, kau tidur dulu ya. Aku mau membereskan yang di bawah sementar.” Kata Yesung sambil berdiri lalu mengecup kening Hyun Seo.
“Kau tidak mau membantumu oppa?”
Yesung menggeleng sambil tersenyum. “Aku yakin kau pasti kecapekan membuat makan malam tadi. Istirahatlah, sebentar lagi aku kembali.”
Ia berjalan keluar dari kamar lalu menutup pintunya. Yesung menuruni tangga dan berjalan kearah ruang makan. Ia mendekati lemari yang ada disitu dan membukanya.
Yesung menemukan lilin yang telah meleleh, vas bunga yang berisi bunga tulip yang sudah mulai layu dan masih banyak lagi. Ini pasti untuk makan malam tadi. Batinnya.
Segera ia mengambil ponselnya yang ada di sakunya lalu menghubungi sebuah nomer.
“Yeoboseyo, ryeowook-aa. Aku butuh bantuanmu.”
***
Malam berganti pagi, matahari muncul tanpa malu-malu dan menyorotkan sinarnya melalui celah-celah korden yang sedikit terbuka.
Hyun Seo menggeliat kecil ketika mendengar kicauan burung dari luar jendelanya. Dibukanya kedua matanya lalu ia menoleh dan memandangi wajah suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya. Kedua mata suaminya tengah tertutup sempurna dan wajahnya terlihat sangat polos.
Jari-jari Hyun Seo yang lentik tengah membelai pipi suaminya yang agak tembem. Diperhatikannya garis-garis wajah suaminya dengan cermat, seakan-akan ia tidak ingin mengalihkan wajahnya dari suaminya.
Wajah Hyun Seo memerah ketika jari-jarinya berlama-lama di bibir suaminya. Senyum malu-malu bermain di bibirnya.
Ketika puas melihat wajah suaminya, ia bangkit lalu mengecup dahi suaminya sebelum keluar dari kamar.
Ia berjalan dengan berjingkat ketika keluar dari kamar dan menutupnya dengan pelan. Hyun Seo berjalan menuju ke dapur, ia ingin memasak sarapan yang spesial untuk suaminya. Entah kenapa ia sangat ingin melakukannya.
Saat ia masuk ke ruang makan, ia terkejut melihat apa yang ada di atas meja makan.
Berbagai makanan tengah tersaji disana. Sebuah lilin di letakkan di tengah-tengah meja makan dan di sebelah lilin itu terdapat mawar putih yang di letakkan di sebuah vas.
Hyun Seo menatap tidak percaya apa yang ada di hadapannya. Ia mendekati meja makan dan mengambil secarik kertas yang di letakkan di bawah vas. Disana tertulis ‘Nyonya Kim’. Gadis itu membukanya dan membaca pesan yang tertulis di dalamnya.
Saengil chukkhaehamnida, yeobo. Semoga apa yang kau harapkan menjadi kenyataan. Maaf karena terlambat untuk merayakannya. Mungkin kata maaf belum bisa menghilangkan rasa kecewamu. Aku harap dengan kejutan kecil ini bisa menghilangkan rasa kecewamu padaku. Saranghae Kim Hyun Seo.
-Your art of voice-
“Kau suka?” tanya sebuah suara di belakangnya. Sebuah lengan langsung memeluknya dari belakang lalu mencium pipi gadis itu.
“Oppa yang memasak ini semua?” tanya gadis itu masih tidak percaya. Air matanya menggenang di pelupuk matanya. Ia sangat terharu mendapati kejutan kecil yang ia dapat.
“Ani. Ryeowook yang memasak ini semua. Aku meminta bantuannya.” Kata Yesung dengan malu-malu. “Semalem aku nemuin hiasan ini semua di lemari. Aku yakin kamu pasti ingin mengadakan pesta kecil-kecilan. Jadinya aku pakai hiasan ini. Kajja, kita makan.”
Yesung menggeret tangan Hyun Seo dan mereka menikmati sarapan bersama.
***
“Oppa, kita mau ngapain sih disini? Kenapa sepi seperti ini.” tanya Hyun Seo begitu turun dari mobil. “Kalau ada yang lihat kita gimana?”
Malam ini Yesung mengajak kesebuah restoran yang terlihat sepi. Ia ingin mengadakan pesta kejutan untuk istrinya. Ia sengaja menyewa restoran ini untuk semalam. Yesung ingin merayakannya secara tertutup, hanya orang-orang terdekat yang ia undang.
“Sudah ikuti saja. Tidak akan ada orang yang lihat.” Kata Yesung. malam ini ia mengenakan kaos berwarna hitam yang di lapisi jas yang tidak terlalu terlihat formal dan celana jeans berwarna hitam dan sepatu sneakers. Rambutnya terlihat sedikit berantakan.
Sementara Hyun Seo mengenakan gaun diatas lutut berwarna putih dengan corak polka hitam dan sebuah pita hitam melingkar di pinggangnya. Terdapat renda di bagian lengan atasnya dan ujung bawah gaunnya. Ia menjepit tasnya yang berwarna hitam di antara ketiaknya. Kalung mutiara melingkar di lehernya. Rambutnya di biarkan tergerai begitu saja.
Mereka memasuki restoran itu dan berjalan kesebuah ruangan. “Kau siap?” tanya Yesung begitu berdiri di sebuah pintu.
“Hmm...” jawab singkat Hyun Seo.
Begitu pintu itu terbuka, ia melihat banyak orang berada disana. Balon warna-warni menghiasi setiap sudut ruangan. Ruangan ini cukup luas untuk mengadakan pesta seperti ini. Dinding bagian belakang terbuat dari kaca langsung menyajikan pemandangan belakang restoran yang sangat indah dan ada pintu di sebelah kiri.
“Saengil chukkhae, Park Hyun Seo!” teriak mereka semua yang berada di dalam.
“Kim Hyun Seo!” tegas Yesung yang terlihat jengkel. Semuanya tertawa.
Yesung dan Hyun Seo masuk ke dalam dan pesta pun di mulai.
Banyak makanan yang terjadi disana. Tamu yang hadir hanya orang-orang terdekat mereka. Member Super Junior pun juga ikut memeriahkan pesta. Kedua orang tua Hyun Seo dan Yesung juga hadir, bahkan Jongjin juga ikut.
Hyun Seo meniup kue ulang tahunnya yang sederhana dan memotongnya. Potongan pertama di berikan untuk Yesung. dengan jahil ia mencolek krim yang ada di roti itu dan meleletkannya di pipi Yesung sambil tertawa.
“Happy birthday, eonni, noona.” Ucap seorang gadis dan namja bersamaan dari belakang Hyun Seo ketika ia sedang mengobrol dengan temannya.
Ketika ia berbalik, ia melihat Haemin dan L.Joe yang tersenyum. “Thank you so much, Haemin-aa, L.Joe-aa.”
“Ne, cheonmaneyo.” Kata Haemin. “Menikmati pestanya, eonni?”
Ia tertawa kecil. “Lumayan. Tidak habis-habisnya Yesung membuatku menjadi pusat perhatian.”
“Ini semua terimakasih untuk kalian juga.” Ucap Yesung yang tiba-tiba berdiri di samping Hyun Seo sambil memeluk pinggang gadis itu. “Kalian sudah mau membantuku membuatkan pesta ini untuk istriku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi kalau ada kalian, karena aku sangat bingung kalau harus membuat acara seperti ini.”
L.Joe dan Haemin tertawa. “Tidak perlu terimakasih, oppa.” Ucap Haemin. “Kami malah senang bisa membuat pesta seperti ini untuk eonni. Karena aku juga takut kalau kemaren kami mengacaukan pesta kecil-kecil kalian. Jadi ini hadiah kami untuk eonni.”
“Gomawo.” Kata Hyun Seo dengan tulus. “Aku tidak marah pada kalian kok. Bener. Hanya saja saat itu aku sudah merasa kenyang, jadinya aku meninggalkan kalian untuk makan malam. Menurut kalian makananku bagaimana?”
L.Joe mengacungkan kedua ibu jarinya. “Enak banget. Bahkan sampai-sampai aku ingin nambah terus.”
“Bukannya waktu itu kau makan sampai lima kali, jagiya?” tanya Haemin sambil melirik tajam kearah L.Joe.
Sementara namja itu hanya tertawa. “Lain kali masakkan makanan lagi ya, noona?”
“Ne, aku akan masakkan lagi untuk kalian lain kali.” Janji Hyun Seo sambil mengangguk dan tersenyum.
Setelah mereka mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan dan sekali lagi mereka mengucapkan selamat ulang tahun untuk Hyun Seo.
Begitu acara selesai, para tamu meninggalkan tempat jadi hanya tinggal member Super Junior dan orang tua Hyun Seo dan Yesung yang tertinggal. Mereka mengobrol bersama di sebuah ruangan yang lainnya.
“Hyuki-aa, dimana istrimu?” tanya Hyun Seo di tengah-tengah keceriaan di antara mereka. “Kenapa kau tidak mengajaknya?”
Seketika raut wajah Eunhyuk berubah sedih. “Ia sekarang sedang di New York, sedang melakukan syuting.”
“Lalu gadis kecilmu itu mana, si kecil Yon Dae?” sambung Donghae yang duduk tidak jauh dari mereka.
“Ah, si Yon Dae sedang bersama noona. Aku menitipkannya padanya.” Jawab Eunhyuk sambil meminum minumannya yang ada di tangannya.
“Kenapa tidak diajak sekalian aja Yon Dae bersamamu, Hyuki-aa?” tanya Hyun Seo. “Kan dia bisa bersamaku kalau kau kerepotan.”
Eunhyuk menghela napas sejenak. “Yon Dae sedang rewel, jadinya aku titipkan pada noona. Ia sedang kangen pada eommanya, seperti appanya.” Eunhyuk memanyunkan bibirnya.
Hyun Seo dan Donghae tertawa.
Tiba-tiba Hyun Seo merasa mual. Ia permisi untuk ke kamar mandi sejenak. Begitu ia masuk ke dalam kamar mandi, ia muntah-muntah di atas toilet. Entah kenapa ia merasa tidak enak badan.
Begitu selesai, ia membasuh mulutnya dengan air di wastafel. Ketika keluar dari kamar mandi, ia mendapat Yesung tengah berdiri sambil bersandar dengan raut wajah khawatir.
Saat di lihatnya gadis itu keluar dari kamar mandi, Yesung langsung menghampirinya. “Gwenchanha?”
Gadis itu tersenyum. “Nan gwenchanchayo. Aku hanya mual kok.”
“Ya udah, kita balik lagi ya.” Yesung merangkul pundak gadis itu. Tiba-tiba ia berhenti lalu melepaskan jasnya dan menyampirkan di pundah gadis itu. “Aku tidak kau kenapa-kenapa. Apa perlu kita pulang sekarang?”
“Aniyo. Aku baik-baik saja.” Ucap Hyun Seo mencoba menenangkan suaminya.
Mereka kembali bersama keluarga mereka lalu duduk di tempat mereka.
“Apa kau baik-baik saja, Seo-aa?” tanya eomma Yesung terlihat khawatir. “Wajahmu terlihat pucat.”
Senyum kecil terukir lagi. “Aku baik-baik saja, eomoni. Hanya mual. Mungkin hanya kelelahan sedikit. Dari minggu lalu aku merasa mual terus.” Kata Hyun Seo. Yesung langsung mendekatkan tempat duduknya ke gadis itu lalu memeluk dari sampir gadis itu. Tangannya membelai pelipis gaids itu.
Mata eomma Yesung dan eomma Hyun Seo membulat. “Apa kau sudah ke dokter?”
“Belum.”
Senyum lebar menghiasi wajah eomma Hyun Seo dan eomma Yesung. “Seo-aa, ikut eomma sebentar.” Ajak eomma Hyun Seo di ikuti eomma Yesung. Mereka menarik Hyun Seo dan membawanya ke kamar mandi lagi.
Begitu masuk ke dalam kamar mandi, eomma Yesung mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu menyerahkan pada Hyun Seo. “Sekarang masuklah ke salah satu bilik lalu baca instruksinya.”
Eomma Yesung mendorong Hyun Seo masuk ke dalam salah satu bilik. Gadis itu sangat bingung dengan apa yang terjadi.
Ketika sudah masuk dan menutup pintu bilik itu, ia mengeluarkan benda itu lalu membaca instruksinya dengan seksama. Ia sedikit terkejut dengan benda yang ada di genggamannya.
Dengan tegang dan penuh harap ia mengikuti instruksi itu. Begitu selesai, ia menunggu beberapa saat lalu melihat hasilnya yang tertera di benda itu. Ia sedikit terkejut melihat hasilnya, tapi kemudian senyum kecil menghiasi wajahnya. Ulang tahun yang terbaik untukku.
Ketika ia keluar, ia menyerahkan benda itu pada eomma Yesung dan eommanya. Sekarang ia mengerti kenapa ibu mertuanya dan ibunya memintanya melakukan ini dan kenapa akhir-akhir ini ia sering mual.
Eomma Yesung dan eomma Hyun Seo menatap benda itu lalu tersenyum bahagia.
“Chukkhae, Seo-aa.” Pekik mereka berdua lalu memeluk Hyun Seo dan mereka berdua menggeret gadis itu kembali ke tempat pesta tadi.
Begitu tiba, eomma Yesung langsung menceramahi Yesung. “YA! Yesung-aa, mulai saat ini kau harus menjaga istrimu dengan baik. Besok pagi kau harus membawanya ke dokter, eomma yang akan mengatur jadwalnya untuk besok.”
Yesung yang mendapati ceramah seperti langsung bingung. “Chakkaman, apa maksud eomma yang sebenarnya? Aku tidak mengerti.”
Eomma Yesung menyerahkan benda yang tadi ke Yesung dan ia melihat dengan cermat benda itu. Terdapat tanda positif di tengah-tengah layar itu. Senyum bahagia menghiasi wajahnya.
Yesung langsung berdiri dan memeluk Hyun Seo. “Gomawo, yeobo. Jeongmal gomawoyo.”
Para member Super Junior yang penasaran langsung berebutan melihat benda itu. Lalu tiba-tiba mereka bersorak. “Hore! Kita punya ponakkan lagi!” mereka langsung saling berpelukkan saking senangnya.
“Hore, Yon Dae bakal punya teman!” sorak Eunhyuk.
Tak dapat di bayangkan kebahagiaan yang menyelimuti Yesung dan Hyun Seo. Mereka tidak menyangka akan mendapatkan berita seperti ini. Kebahagiaan mereka bertambah dengan akan kehadiran malaikat kecil yang akan mengisi hari-hari mereka
-The End-.