Tittle: Unbelievable
gift
Author: Kim
Hyun Seo and Kang Haemin (Izumi)
Rating: PG-13
/ Straight
Cast: Kim
Jongwoon/Yesung (Super Junior), Kim Hyun Seo, Kang Haemin, Lee Byung Hun/L.Joe
(Teen Top)
Genre: Romance,
Crossover
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I
don’t own Kim Jongwoon/Yesung and Lee Byung Hun/L.Joe characters, they belong
themselves. The plot just came out from me and my friend’s craziness head and
extreme imagination. This FF made by me and my close friend when we were at the
hostle and this FF for celebrate my birthday #plak hahaha. Happy reading ^^
-----------------------------------------------------------
Terdengar suara jam
berdentang menunjukkan tepat jam 00:00am. Seorang gadis bermata coklat tengah
berbaring di atas ranjang dengan gelisah. Berkali-kali ia bergerak ke kanan dan
kiri dan tak kuncung memejamkan matanya. Sebuah pikiran terus berputar-putar di
kepalanya sehingga tidak bisa membuatnya tidur.
Ia segera bangkit lalu
meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas dan gadis itu mulai mengetik
sebuah pesan.
Oppa, kau sudah tidur?
Beberapa saat kemudian
ponselnya bergetar.
From: Nae Cloud
Ani, aku belum tidur. Waeyo? Kau
belum tidur, yeobo?
To:
Nae Cloud
Aku tidak bisa tidur ToT
Tiba-tiba ponsel dalam
genggamannya berdering. Gadis itu tersenyum lebar ketika di perhatikan di layar
ponselnya siapa yang menelponnya.
“Yeoboseyo oppa.” Kata
Hyun Seo sambil menempelkan ponselnya ke telinga.
“Yeobo, gwenchanhayo?
Kenapa belum tidur?”
Hyun Seo bersandar pada
headboard ranjang. “Belum ngantuk. Lagi banyak pikiran aja.”
“Malhaebwa.” Bujuk
Yesung. “Ada masalah di kampus?”
Desahan napas berat
keluar dari mulut Hyun Seo. “Ani. Aku hanya berpikir, bagaimana kalau fans oppa
tahu kalau aku istri oppa? Kalau mereka nggak menerima aku gimana? Kalau
aku...”
“Yeobo,” sela Yesung.
“Aku sudah pernah bilang, jangan pikirkan masalah itu. Kalau mereka tahu
tentang kita, aku yakin mereka akan menerimamu. Aku udah sering bilang, kan?
Lagipula kalau memang kamu belum siap mereka tahu tentang kita, aku nggak akan
maksa kamu untuk siap.”
“Tapi..” tiba-tiba ia
menghentikan kata-katanya lalu menghela napas. “Lupakan saja. Oppa kapan
pulangnya?”
“Tanggal 3 agustus aku
baru pulang, jagiya.” Kata Yesung. “Wae? Kau merindukanku?”
Senyum sumringah
terpantri di wajah gadis itu. Sudah hampir seminggu ia tidak bertemu dengan
suaminya. “Ne, jeongmal bogoseopoyo. Nanti kalau oppa pulang, aku bakal masak
makanan yang banyak. Tapi ingat, oppa nggak boleh pulang telat. Kalau kau
telat, kau tidak akan mendapatkan jatah.”
Yesung terkekeh. “Aku nggak
bakal telat kok. Bagaimana aku bisa telat kalau sekarang aku merindukan
masakkanmu. Ditambah kejutan yang lain darimu.” Suaranya terdengar menggoda.
Mau tidak mau wajah
Hyun Seo langsung memanas. “Mwoyaa. YA! Jangan menggodaku, Jongwoon.”
“Aku nggak menggodamu,
tapi kau yang mengodaku.” Elak Yesung masih dengan suara yang menggoda. Wajah
Hyun Seo masih memerah dan bibirnya mengerucut kesal. “Yeobo. Kau sehat, kan?
Anemia mu gimana?”
Gadis itu mengangguk.
Tapi beberapa saat kemudian ia sadar kalau Yesung tidak bisa melihat
anggukkannya. “Ne, aku sehat kok. Anemiaku nggak kambuh lagi.
Yesung tersenyum lega
mendengar istrinya baik-baik saja. Ia sangat khawatir kalau anemia yang di
derita gadis itu kambuh. “Ya udah. Sekarang tidur ya.” Bujuknya.
“Aku mau denger oppa
nyanyi sampai aku tidur. Ya ya ya?” pintanya dengan suara yang manja.
“Ne, aku bakal nyanyiin
buat kamu.” Yesung mulai melantunkan sebuah lagu dengan suaranya yang merdu dan
dapat membuat gadis itu mulai terhanyut lalu pelan-pelan menutup matanya.
“Yeobo.” Panggil Yesung
setelah lagu yang dinyanyikan sudah selesai. Tapi tidak ada jawaban, hanya
terdengar hembusan napas yang teratur. “Jaljayo, yeobo.” Bisik Yesung lalu
mematikan ponselnya.
3
agustus 2012
Hyun Seo tengah memilih
bahan makan di sebuah supermarket untuk nanti malam. Hari ini bertepatan dengan
ulang tahunnya dan ia ingin merayakannya bersama Yesung.
Setelah selesai
berbelanja, ia segera pulang lalu memasak makan malam. Senyum ceria tergambar
jelas di bibirnya yang mungil. Mulutnya tak henti-hentinya menyenandungkan lagu
favoritnya. Ia membayangkan malam ini akan menjadi malam yang terbaik untuknya.
Ketika selesai memasak,
ia menuangkan makan-makan itu di atas piring lalu meletakkan piring-piring itu
di atas meja makan. Di atas meja makan itu terdapat lilin dan vas bunga yang
berisi bunga tulip di samping lilin itu. Ia menunggu penuh harap kedatangan
suaminya.
Bel rumah berdering
nyaring. Ia berlari kearah pintu untuk membukakannya.
Ketika di bukanya,
Yesung tengah berdiri di depannya. Tapi ternyata Yesung tidak sendirian, ia
bersama seorang namja dan yeoja yang berdiri di belakangnya Yesung.
“Yeobo!” seru Yesung.
ia langsung memeluk tubuh gadis itu. “Bogoseopoyo.” Sementara Hyun Seo hanya
bisa diam dan membeku.
Yesung langsung
melepaskan pelukkannya. “Ah iya, hari ini L.Joe ingin mampir kesini sebentar.
Kau masih ingat dia kan? Dan yeoja ini adalah yeojachingunya L.Joe, Kang
Haemin.”
“Anyeonghaseyo, noona,
eonni.” Sapa Haemin dan L.Joe bersamaan sambil membungkuk.
“Ne, anyeonghaseyo.”
Sapa balik Hyun Seo sambil membungkuk. “Kalau gitu kalian masuk aja dulu. Aku
baru saja selesai memasak makan malam. Akan aku siapkan dulu.”
Gadis itu berbalik dan
berjalan menuju ruang makan. Wajahnya terlihat datar.
Disingkir-singkirkannya
hiasan-hiasan yang ada di atas meja sehingga hanya menyisakan makan dan piring
di atas meja. Ketika selesai membereskan meja makan, ia kembali ke ruang tengah
dan mengajak Yesung, L.Joe dan Haemin untuk makan malam bersama.
Keceriaan mewarnai
makan malam mereka. Canda dan tawa terus mengalir. Gadis itu hanya diam dan
tidak ikut dalam keceriaan itu. Dipandanginya makanan yang ada di depannya
dengan tatapan kosong.
“Eonni gwenchanha?”
tanya Haemin ketika ia sadar Hyun Seo hanya diam sejak tadi. “Kenapa tidak
makan? Eonni sakit?”
Gadis itu tersadar lalu
memandangi Haemin dengan senyuman. “Nan gwenchanha. Aku hanya tidak napsu
makan. Kalau gitu kalian lanjutkan makan, aku mau pergi ke kamar.”
Ketika Hyun Seo
berdiri, tangannya di pegang oleh Yesung yang duduk di sebelahnya. “Yeobo,
gwenchanha? Kau sakit?” tanyannya dengan suara cemas.
“Nan gwenchanhayo. Aku
merasa kenyang. Aku nggak sakit kok oppa.” Gadis itu menepuk tangan yang tengah
menggenggam pergelangan tangannya.
Hyun Seo langsung
meninggalkan mereka dan menaiki tangga menuju kamarnya.
“Hyeong, noona kenapa?”
tanya L.Joe.
“Molla.” Jawabnya lalu
melanjutkan makan mereka.
Akhirnya mereka kembali
mengobrol dan bersantai.
Ketika mereka selesai
makan, Yesung meletakkan piring-piring kotor ke wastafel lalu bergabung dengan
L.Joe dan Haemin di ruang tengah.
“Ah, kau tahu hyeong,
masakkannya noona sangat lezat.” Puji L.Joe ketika Yesung duduk di sofa tepat
di depannya. “Pasti hyeong sangat bahagia menikah dengan noona.”
Wajah Yesung berubah
merah. “Ya, pastinya.”
“Kenapa oppa tidak
mengumumkan kalau kalian sudah menikah?” tanya Haemin.
Sejurus kemudian
wajahnya terlihat serius. “Karena aku harus menunggunya untuk siap terlebih
dahulu. Aku tidak ingin saat kami mengumumkan pernikahan kami dan dia mendapat judge, dia menjadi depresi. Aku harus
bersabar hingga ia siap. Walaupun terkadang di situasi seperti ini membuatku
gila kalau harus menyembunyikan hubungan kami.”
“Pasti sedikit
menyusahkan, bukan?” timbal L.Joe.
“Sedikit.” Jawab Yesung
singkat. “Bagaimana dengan kalian? Kalian kan sudah mengumumkan hubungan
kalian.”
Haemin tertawa kecil.
“Awalnya sedikit menyusahkan karena pasti tidak semua fansnya bisa menerimaku
seutuhnya. Tapi lamban laun mereka bisa menerimaku, walaupun masih aja ada yang
membuatku pusing karena mereka. Tapi aku berusaha untuk menjaga perasaan
fansnya yang belum bisa menerimaku.”
Setelah mereka
mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan untuk pulang. Yesung mengantar mereka
hingga di depan pintu lalu setelah mobil mereka menghilang dari pandangan, pria
itu menutup pintu lalu berjalan menuju kamarnya.
Saat ia membuka pintu
kamarnya, Yesung mendapati istrinya tengah duduk bersandar pada headboard
ranjang sambil mendengarkan lagu dengan sepasang headphone berwarna hitam. Buku
favoritnya tengah terbuka di pangkuannya.
Yesung melangkah
pelan-pelan mendekati gadis itu lalu duduk di pinggir ranjang dan meletakkan
kepalanya diatas kaki Hyun Seo.
Gadis itu yang tengah
asyik dengan buku yang ada di pangkuannya terperenjat kaget ketika Yesung
meletakkan kepalanya di atas kakinya. Ia langsung meletakkan bukunya diatas
nakas dan melepaskan headphonenya. Tangannya membenarnya posisi kepala Yesung
sehingga kini kepalanya berada di atas pangkuannya.
“Waeyo?” tanya Hyun Seo
sambil membelai kepala suaminya dengan tangannya. “Apa mereka sudah pulang?”
“Mmm.. mereka sudah
pulang.” Jawab Yesung sambil memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Hyun Seo
di kepalanya.
Keheningan menyelimuti
mereka. Tangan gadis itu masih asyik membelai kepala suaminya dengan seukir
senyum menghiasi wajah.
Tiba-tiba ponsel gadis
itu berdering memecahkan keheningan diantara mereka. Ia mengambil ponselnya
dari atas nakas lalu memencet sebuah tombol dan meletakkan di telinganya.
“Yeoboseoyo.” Sapa Hyun
Seo. “Ah, Dongwoon-aa.”
Kedua alis Yesung
saling bertautan begitu tahu siapa yang menelpon. Yesung hanya tahu Dongwoon adalah
hoobae Hyun Seo di kampusnya. Mereka menjadi dekat seperti kakak dan adik sejak
mereka masuk di satu club yang sama.
“Aku baik-baik aja kok,
kamu gimana?... Ani, aku sedang di rumah bersama Yesung oppa... Ah, gomawo.
Jeongmal gomawoyo. Gimana kau tahu kalau hari ini ulang tahunku?”
Deg. Tiba-tiba Yesung
terdiam, napasnya terhenti sesaat ketika ia mendengar percakapan Hyun Seo dan
Dongwoon di telpon. Ulang tahun?Ini kan
tanggal 3 agustus dan hari ini istriku ulang tahun. Babo, kenapa aku bisa lupa?
Setelah selesai
bercengkrama di telpon, Hyun Seo memencet sebuah tombol lalu meletakkan kembali
di atas meja nakas dan tangannya kembali membelai kepala Yesung dan senyumannya
kembali menghiasi wajahnya.
“Mianhae.” Ucap Yesung
sejurus kemudian. “Buat apa?” tanya Hyun Seo kebingungan.
Yesung bangkit lalu
menatap Hyun Seo dengan senyum kecil. “Saengil chukkhaehamnida, yeobo. Karena
aku terlalu sibuk, jadinya aku lupa. Mianhae.”
Senyum manis menghiasi
wajah gadis itu. “Gomawoyo, oppa. Gwenchanha, lebih baik oppa ingat sekarang
daripada nggak sama sekali.” Yesung jadi merasa bersalah saat melihat senyuman
itu di wajah istrinya.
“Ya udah, kau tidur
dulu ya. Aku mau membereskan yang di bawah sementar.” Kata Yesung sambil
berdiri lalu mengecup kening Hyun Seo.
“Kau tidak mau
membantumu oppa?”
Yesung menggeleng
sambil tersenyum. “Aku yakin kau pasti kecapekan membuat makan malam tadi.
Istirahatlah, sebentar lagi aku kembali.”
Ia berjalan keluar dari
kamar lalu menutup pintunya. Yesung menuruni tangga dan berjalan kearah ruang
makan. Ia mendekati lemari yang ada disitu dan membukanya.
Yesung menemukan lilin
yang telah meleleh, vas bunga yang berisi bunga tulip yang sudah mulai layu dan
masih banyak lagi. Ini pasti untuk makan
malam tadi. Batinnya.
Segera ia mengambil
ponselnya yang ada di sakunya lalu menghubungi sebuah nomer.
“Yeoboseyo, ryeowook-aa.
Aku butuh bantuanmu.”
***
Malam berganti pagi,
matahari muncul tanpa malu-malu dan menyorotkan sinarnya melalui celah-celah
korden yang sedikit terbuka.
Hyun Seo menggeliat
kecil ketika mendengar kicauan burung dari luar jendelanya. Dibukanya kedua
matanya lalu ia menoleh dan memandangi wajah suaminya yang sangat dekat dengan
wajahnya. Kedua mata suaminya tengah tertutup sempurna dan wajahnya terlihat
sangat polos.
Jari-jari Hyun Seo yang
lentik tengah membelai pipi suaminya yang agak tembem. Diperhatikannya
garis-garis wajah suaminya dengan cermat, seakan-akan ia tidak ingin mengalihkan
wajahnya dari suaminya.
Wajah Hyun Seo memerah
ketika jari-jarinya berlama-lama di bibir suaminya. Senyum malu-malu bermain di
bibirnya.
Ketika puas melihat
wajah suaminya, ia bangkit lalu mengecup dahi suaminya sebelum keluar dari
kamar.
Ia berjalan dengan
berjingkat ketika keluar dari kamar dan menutupnya dengan pelan. Hyun Seo
berjalan menuju ke dapur, ia ingin memasak sarapan yang spesial untuk suaminya.
Entah kenapa ia sangat ingin melakukannya.
Saat ia masuk ke ruang
makan, ia terkejut melihat apa yang ada di atas meja makan.
Berbagai makanan tengah
tersaji disana. Sebuah lilin di letakkan di tengah-tengah meja makan dan di
sebelah lilin itu terdapat mawar putih yang di letakkan di sebuah vas.
Hyun Seo menatap tidak
percaya apa yang ada di hadapannya. Ia mendekati meja makan dan mengambil
secarik kertas yang di letakkan di bawah vas. Disana tertulis ‘Nyonya Kim’.
Gadis itu membukanya dan membaca pesan yang tertulis di dalamnya.
Saengil chukkhaehamnida, yeobo.
Semoga apa yang kau harapkan menjadi kenyataan. Maaf karena terlambat untuk
merayakannya. Mungkin kata maaf belum bisa menghilangkan rasa kecewamu. Aku
harap dengan kejutan kecil ini bisa menghilangkan rasa kecewamu padaku.
Saranghae Kim Hyun Seo.
-Your art of voice-
“Kau suka?” tanya
sebuah suara di belakangnya. Sebuah lengan langsung memeluknya dari belakang
lalu mencium pipi gadis itu.
“Oppa yang memasak ini
semua?” tanya gadis itu masih tidak percaya. Air matanya menggenang di pelupuk
matanya. Ia sangat terharu mendapati kejutan kecil yang ia dapat.
“Ani. Ryeowook yang
memasak ini semua. Aku meminta bantuannya.” Kata Yesung dengan malu-malu.
“Semalem aku nemuin hiasan ini semua di lemari. Aku yakin kamu pasti ingin
mengadakan pesta kecil-kecilan. Jadinya aku pakai hiasan ini. Kajja, kita makan.”
Yesung menggeret tangan
Hyun Seo dan mereka menikmati sarapan bersama.
***
“Oppa, kita mau ngapain
sih disini? Kenapa sepi seperti ini.” tanya Hyun Seo begitu turun dari mobil.
“Kalau ada yang lihat kita gimana?”
Malam ini Yesung
mengajak kesebuah restoran yang terlihat sepi. Ia ingin mengadakan pesta
kejutan untuk istrinya. Ia sengaja menyewa restoran ini untuk semalam. Yesung
ingin merayakannya secara tertutup, hanya orang-orang terdekat yang ia undang.
“Sudah ikuti saja.
Tidak akan ada orang yang lihat.” Kata Yesung. malam ini ia mengenakan kaos
berwarna hitam yang di lapisi jas yang tidak terlalu terlihat formal dan celana
jeans berwarna hitam dan sepatu sneakers.
Rambutnya terlihat sedikit berantakan.
Sementara Hyun Seo
mengenakan gaun diatas lutut berwarna putih dengan corak polka hitam dan sebuah
pita hitam melingkar di pinggangnya. Terdapat renda di bagian lengan atasnya
dan ujung bawah gaunnya. Ia menjepit tasnya yang berwarna hitam di antara
ketiaknya. Kalung mutiara melingkar di lehernya. Rambutnya di biarkan tergerai
begitu saja.
Mereka memasuki
restoran itu dan berjalan kesebuah ruangan. “Kau siap?” tanya Yesung begitu
berdiri di sebuah pintu.
“Hmm...” jawab singkat
Hyun Seo.
Begitu pintu itu
terbuka, ia melihat banyak orang berada disana. Balon warna-warni menghiasi
setiap sudut ruangan. Ruangan ini cukup luas untuk mengadakan pesta seperti
ini. Dinding bagian belakang terbuat dari kaca langsung menyajikan pemandangan
belakang restoran yang sangat indah dan ada pintu di sebelah kiri.
“Saengil chukkhae, Park
Hyun Seo!” teriak mereka semua yang berada di dalam.
“Kim Hyun Seo!” tegas
Yesung yang terlihat jengkel. Semuanya tertawa.
Yesung dan Hyun Seo
masuk ke dalam dan pesta pun di mulai.
Banyak makanan yang
terjadi disana. Tamu yang hadir hanya orang-orang terdekat mereka. Member Super
Junior pun juga ikut memeriahkan pesta. Kedua orang tua Hyun Seo dan Yesung
juga hadir, bahkan Jongjin juga ikut.
Hyun Seo meniup kue
ulang tahunnya yang sederhana dan memotongnya. Potongan pertama di berikan untuk
Yesung. dengan jahil ia mencolek krim yang ada di roti itu dan meleletkannya di
pipi Yesung sambil tertawa.
“Happy birthday, eonni,
noona.” Ucap seorang gadis dan namja bersamaan dari belakang Hyun Seo ketika ia
sedang mengobrol dengan temannya.
Ketika ia berbalik, ia
melihat Haemin dan L.Joe yang tersenyum. “Thank you so much, Haemin-aa,
L.Joe-aa.”
“Ne, cheonmaneyo.” Kata
Haemin. “Menikmati pestanya, eonni?”
Ia tertawa kecil.
“Lumayan. Tidak habis-habisnya Yesung membuatku menjadi pusat perhatian.”
“Ini semua terimakasih
untuk kalian juga.” Ucap Yesung yang tiba-tiba berdiri di samping Hyun Seo
sambil memeluk pinggang gadis itu. “Kalian sudah mau membantuku membuatkan
pesta ini untuk istriku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi kalau ada kalian,
karena aku sangat bingung kalau harus membuat acara seperti ini.”
L.Joe dan Haemin
tertawa. “Tidak perlu terimakasih, oppa.” Ucap Haemin. “Kami malah senang bisa
membuat pesta seperti ini untuk eonni. Karena aku juga takut kalau kemaren kami
mengacaukan pesta kecil-kecil kalian. Jadi ini hadiah kami untuk eonni.”
“Gomawo.” Kata Hyun Seo
dengan tulus. “Aku tidak marah pada kalian kok. Bener. Hanya saja saat itu aku
sudah merasa kenyang, jadinya aku meninggalkan kalian untuk makan malam.
Menurut kalian makananku bagaimana?”
L.Joe mengacungkan
kedua ibu jarinya. “Enak banget. Bahkan sampai-sampai aku ingin nambah terus.”
“Bukannya waktu itu kau
makan sampai lima kali, jagiya?” tanya Haemin sambil melirik tajam kearah
L.Joe.
Sementara namja itu
hanya tertawa. “Lain kali masakkan makanan lagi ya, noona?”
“Ne, aku akan masakkan
lagi untuk kalian lain kali.” Janji Hyun Seo sambil mengangguk dan tersenyum.
Setelah mereka
mengobrol, L.Joe dan Haemin berpamitan dan sekali lagi mereka mengucapkan
selamat ulang tahun untuk Hyun Seo.
Begitu acara selesai,
para tamu meninggalkan tempat jadi hanya tinggal member Super Junior dan orang
tua Hyun Seo dan Yesung yang tertinggal. Mereka mengobrol bersama di sebuah
ruangan yang lainnya.
“Hyuki-aa, dimana
istrimu?” tanya Hyun Seo di tengah-tengah keceriaan di antara mereka. “Kenapa
kau tidak mengajaknya?”
Seketika raut wajah
Eunhyuk berubah sedih. “Ia sekarang sedang di New York, sedang melakukan
syuting.”
“Lalu gadis kecilmu itu
mana, si kecil Yon Dae?” sambung Donghae yang duduk tidak jauh dari mereka.
“Ah, si Yon Dae sedang
bersama noona. Aku menitipkannya padanya.” Jawab Eunhyuk sambil meminum
minumannya yang ada di tangannya.
“Kenapa tidak diajak
sekalian aja Yon Dae bersamamu, Hyuki-aa?” tanya Hyun Seo. “Kan dia bisa
bersamaku kalau kau kerepotan.”
Eunhyuk menghela napas
sejenak. “Yon Dae sedang rewel, jadinya aku titipkan pada noona. Ia sedang
kangen pada eommanya, seperti appanya.” Eunhyuk memanyunkan bibirnya.
Hyun Seo dan Donghae
tertawa.
Tiba-tiba Hyun Seo
merasa mual. Ia permisi untuk ke kamar mandi sejenak. Begitu ia masuk ke dalam
kamar mandi, ia muntah-muntah di atas toilet. Entah kenapa ia merasa tidak enak
badan.
Begitu selesai, ia
membasuh mulutnya dengan air di wastafel. Ketika keluar dari kamar mandi, ia
mendapat Yesung tengah berdiri sambil bersandar dengan raut wajah khawatir.
Saat di lihatnya gadis
itu keluar dari kamar mandi, Yesung langsung menghampirinya. “Gwenchanha?”
Gadis itu tersenyum.
“Nan gwenchanchayo. Aku hanya mual kok.”
“Ya udah, kita balik
lagi ya.” Yesung merangkul pundak gadis itu. Tiba-tiba ia berhenti lalu
melepaskan jasnya dan menyampirkan di pundah gadis itu. “Aku tidak kau
kenapa-kenapa. Apa perlu kita pulang sekarang?”
“Aniyo. Aku baik-baik
saja.” Ucap Hyun Seo mencoba menenangkan suaminya.
Mereka kembali bersama
keluarga mereka lalu duduk di tempat mereka.
“Apa kau baik-baik
saja, Seo-aa?” tanya eomma Yesung terlihat khawatir. “Wajahmu terlihat pucat.”
Senyum kecil terukir
lagi. “Aku baik-baik saja, eomoni. Hanya mual. Mungkin hanya kelelahan sedikit.
Dari minggu lalu aku merasa mual terus.” Kata Hyun Seo. Yesung langsung
mendekatkan tempat duduknya ke gadis itu lalu memeluk dari sampir gadis itu.
Tangannya membelai pelipis gaids itu.
Mata eomma Yesung dan
eomma Hyun Seo membulat. “Apa kau sudah ke dokter?”
“Belum.”
Senyum lebar menghiasi
wajah eomma Hyun Seo dan eomma Yesung. “Seo-aa, ikut eomma sebentar.” Ajak
eomma Hyun Seo di ikuti eomma Yesung. Mereka menarik Hyun Seo dan membawanya ke
kamar mandi lagi.
Begitu masuk ke dalam
kamar mandi, eomma Yesung mengeluarkan sesuatu dari tasnya lalu menyerahkan
pada Hyun Seo. “Sekarang masuklah ke salah satu bilik lalu baca instruksinya.”
Eomma Yesung mendorong
Hyun Seo masuk ke dalam salah satu bilik. Gadis itu sangat bingung dengan apa
yang terjadi.
Ketika sudah masuk dan
menutup pintu bilik itu, ia mengeluarkan benda itu lalu membaca instruksinya
dengan seksama. Ia sedikit terkejut dengan benda yang ada di genggamannya.
Dengan tegang dan penuh
harap ia mengikuti instruksi itu. Begitu selesai, ia menunggu beberapa saat
lalu melihat hasilnya yang tertera di benda itu. Ia sedikit terkejut melihat
hasilnya, tapi kemudian senyum kecil menghiasi wajahnya. Ulang tahun yang terbaik untukku.
Ketika ia keluar, ia
menyerahkan benda itu pada eomma Yesung dan eommanya. Sekarang ia mengerti
kenapa ibu mertuanya dan ibunya memintanya melakukan ini dan kenapa akhir-akhir
ini ia sering mual.
Eomma Yesung dan eomma
Hyun Seo menatap benda itu lalu tersenyum bahagia.
“Chukkhae, Seo-aa.”
Pekik mereka berdua lalu memeluk Hyun Seo dan mereka berdua menggeret gadis itu
kembali ke tempat pesta tadi.
Begitu tiba, eomma
Yesung langsung menceramahi Yesung. “YA! Yesung-aa, mulai saat ini kau harus
menjaga istrimu dengan baik. Besok pagi kau harus membawanya ke dokter, eomma
yang akan mengatur jadwalnya untuk besok.”
Yesung yang mendapati
ceramah seperti langsung bingung. “Chakkaman, apa maksud eomma yang sebenarnya?
Aku tidak mengerti.”
Eomma Yesung
menyerahkan benda yang tadi ke Yesung dan ia melihat dengan cermat benda itu.
Terdapat tanda positif di tengah-tengah layar itu. Senyum bahagia menghiasi
wajahnya.
Yesung langsung berdiri
dan memeluk Hyun Seo. “Gomawo, yeobo. Jeongmal gomawoyo.”
Para member Super
Junior yang penasaran langsung berebutan melihat benda itu. Lalu tiba-tiba mereka
bersorak. “Hore! Kita punya ponakkan lagi!” mereka langsung saling berpelukkan
saking senangnya.
“Hore, Yon Dae bakal
punya teman!” sorak Eunhyuk.
Tak dapat di bayangkan
kebahagiaan yang menyelimuti Yesung dan Hyun Seo. Mereka tidak menyangka akan
mendapatkan berita seperti ini. Kebahagiaan mereka bertambah dengan akan
kehadiran malaikat kecil yang akan mengisi hari-hari mereka
-The End-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar