15.4.12

[Oneshoot/PG -14] Guardian Angel



Tittle: Guardian Angel
Author: BlackPearl
Rating: PG -14 / Straight
Cast: Kim Jongwoon (SUPER JUNIOR), Kim Hyun Seo (as you), Jung Heechul (ZE:A)
Genre: Revenge, Fluff, Angst
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I don’t own  Kim Jongwoon and Jung Heechul characters, they belong themselves.

 ---------------------------------------------------------------------------------------------

Angin malam yang dingin berhembus pelan menerpa wajah seorang yeoja yang berparas menawan. Rambutnya yang bergelombang berwarna tembaga dan gaun putihnya ikut terbawa oleh hembusannya.
Sepasang tangan melingkar di perutnya dan memeluknya dengan erat, berusaha untuk menghangatkannya.
Dagu bertopang di bahunya dan sang yeoja dapat mendengar hembusan napas namja yang memelukku yang teratur. Di sandarkan seluruh tubuhnya di dada namja. Kedua tangannya berpegangan pada sebuah tiang yang berukiran.

Dibiarkan dirinya memeluk yeoja itu dan ia harap waktu dapat berhenti berputar saat ini juga, ia tidak ingin momen ini berlalu begitu saja.


“Kau tidak kedinginan, Jagiya?” Tanya Kim Jongwoon atau yang biasa di panggil Yesung, masih memeluk tubuh itu dengan erat.

Yeoja hanya menggeleng dan senyum merekah di wajahnya yang cantik jelita. “Aku masih ingin menikmati malam ini, Oppa.”

Yesung tidak membantah perkataan Hyun Seo, ia malah mempererat pelukkannya agar tubuh yeoja itu hangat di dalam pelukkannya.

***

“Oppa, ierona! Kau ingin terlambat hari ini” Hyun Seo menggoncangkan tubuh namja yang terbaring di ranjang berwarna merah.
Kamar itu memiliki banyak nuansa merah lainnya, mengingat Yesung sangat menyukai warna merah.

Tubuh itu menggeliat lalu tangannya menyambar Hyun Seo dan memeluknya. Sementara Hyun Seo menggeliat berusaha melepaskan diri dari dekapan Yesung.
“Biarkan seperti ini untuk beberapa saat. Mereka bisa menungguku kok.”

“Tapi.. oppa.. lepaskan aku, aku harus memasak setelah itu belanja. Dan kau harus mandi sekarang!” Hyun Seo tetap berusaha keras melepasnya dekapan

Yesung berdecak kesal, tak tahan dengan rengekan Hyun Seo. Dengan tidak rela ia melepaskan dekapan itu dan dengan sedikit limbung, ia menyeret telapak kakinya masuk ke dalam kamar mandi.
Hyun Seo hanya terkekeh melihat tingkah suaminya itu yang terkadang sangat manja.

***

Setelah Yesung meninggalkan ciuman manis di bibir Hyun Seo dan berangkat untuk bekerja, Hyun Seo mengganti pakaiannya dan bersolek di depan cermin sebelum ia pergi ke supermarket untuk belanja.

Hyun Seo berjalan ke supermarket yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Dari ekor matanya ia melihat sekelibat sosok bayangan yang ia kenali.
Tapi ia tidak menghiraukannya dan tetap berjalan ke supermarket dan membeli bahan-bahan yang ia perlukan.

Setelah membayar bahan-bahan yang ia perlukan, ia keluar dari supermarket. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya, ia terkesiap dan berbalik.

“Jung Heechul?” Hyun Seo terkejut dan tidak menyangka akan bertemu dengan namja yang sangat mencintainya sampai rela melakukan apapun untuknya.

Jung Heechul menarik sudut bibirnya, membentuk lekungan yang sempurna. “Hyun-aa, apa kabar?” tanyanya.

***

“Kau sekarang sudah berubah ya, Hyun-aa.” Mereka kini duduk berdampingan di sebuah taman yang terlihat lengah oleh orang-orang.

Hyun Seo hanya diam seribu bahasa. Ia tidak ingin bertemu dengan Jung Heechul setelah ia menyakitinya dulu. “Apa mau sebenarnya, Heechul-sshi? Aku yakin kita bertemu seperti ini karena tidak sengaja.”

Heechul menatap Hyun Seo dengan senyum yang menawan. “Kau tahu, sampai sekarang aku tidak bisa melupakanmu.”

“Heechul-sshi, kau tahu kalau aku sudah menikah bukan. Kau sadar apa yang telah kau ucapkan itu? Kau ingin menghancurkan kehidupanku lagi? Dulu kau hampir membuatku berpisah dengan Yesung. Jangan menganggu kehidupanku lagi” buku-buku jari Hyun Seo memucat karena kepalan tangannya yang sangat keras.

“Tenang, Hyun-aa. Kalau memang begitu mau mu, aku ingin bermain-main sedikit dengan suamimu. Ia sedang bekerja di kantor, bukan? Sepertinya akan sangat menyenangkan bermain dengannya. Kau tahu bagaimana aku bukan, Hyun-aa.”

Wajah Hyun Seo seketika memucat mendengar perkataan itu. Ia sangat mengenali watak Heechul bagaimana. Ia sangat kasar dan nekat.

Hyun Seo menghela napas frustasi mendengar perkataan Heechul. “Aku tidak menyangka kau sangat suka mengganggu hidupku, Heechul-sshi. Kau sangat kejam.”

Mendengar perkataan Hyun Seo barusan, Heechul tertawa seolah-seolah ia seorang penjahat yang telah berhasil memperdaya korbannya. “Terimakasih atas pujian mu itu, Hyun-ah.”

Seketika telapak tangan Heechul yang menggenggam sebuah sapu tangan langsung menutupi mulut Hyun Seo. Hyun Seo memberontak, tapi semuanya sia-sia hingga ia jatuh pingsan.

Heechul mengumbari seringan kemenangan melihat Hyun Seo pingsan di pelukkannya.

***

Yesung merenggangkan tubuhnya setelah seharian ia duduk menatap komputer di depannya. Sesekali ia melirik ponselnya yang sejak tadi tidak berdiring. Tidak seperti biasanya ia tidak menghubungiku atau mengirimiku sms. Apa dia sedang sibuk?

Pertanyaan demi pertanyaan terngiang di benaknya. Kecemasan melandanya. Ia berusaha untuk menghubungi Hyun Seo, tapi tidak ada yang mengangkatnya. Bahkan yang terakhir, nomer tersebut tidak aktif.

“Yesung-sshi..” Kim Ryeowook atau yang biasa di panggil Ryeowook, memanggil yesung pelan dan masuk ke dalam ruang kerja Yesung.

“Ne, ada apa?”

“Kau di cari Kwon Ah Ra.” Wanita itu masuk ke dalam ruang kerja Yesung dan membuat Yesung terkejut. Lalu Ryeowook meninggalkan ruangan.

“Anyeong, Yesung-sshi.” Ah Ra menyapa dengan sopan tapi raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan.

“Ada apa?”

“Hyun Seo. Kau pasti mencemaskannya bukan? Aku tahu kenapa dia tidak mengabarimu. Jadi lebih baik kau ikut denganku sebelum istrimu terjadi apa-apa.”

Yesung menatap Ah Ra tidak percaya. “Kau pasti membodohiku, bukan?”

Ah Ra menatap Yesung tidak percaya. Ia mulai bergerak-gerak gelisah. “Terserah kau percaya padaku atau tidak, karena Hyun Seo sedang bersama Heechul sekarang. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ia menyiksa istrimu.”

Mata Yesung terbelalak seakan-akan keluar dari rongganya. “MWO?!” Ah Ra langsung menyeret tubuh Yesung yang membeku.

***

Jeritan demi jeritan terdengar memilukan di sebuah ruangan yang gelap di sebuah rumah yang megah.

Hyun Seo terduduk di sebuah bangku dan tangannya di ikat di belakang kursi tersebut. Tubuhnya sudah penuh dengan luka goresan benda tajam. Darah segar mengalir di luka-luka itu, bahkan wajahnya juga ada 4 luka goresan. Bajunya sudah compang-camping akibat goresan-goresan.

“Kau tahu kalau sampai sekarang aku masih memikirkanmu. Aku tidak rela tahu kalau kau bersama dengan Yesung. Kau tidak pernah melihatku, tak pernah berpaling ke aku yang menunggumu 3 tahun. Jadi aku ingin kau juga merasakan penderitaanku.” Heechul menggoreskan pisau itu ke lengan kanan Hyun Seo untuk kesekian kalinya.

“Kenapa kau tidak berpaling padaku, Hyun-aa? Tidak bisakah kau melihat kekecewaanku?”

Hyun Seo hanya terdiam. Menahan perih di sekujur tubuhnya dan air mata yang akan mengalir dari matanya.

Heechul tertawa. Ia masih merasa tidak puas. Dendam itu sudah terlalu dalam tertanam dalam hatinya. Ia tidak lagi memiliki rasa belas kasihan terhadan Hyun Seo.

***

Siang berganti malam. tiba-tiba ruangan itu terasa sepi senyap. Hanya suara hembusan napas memburu yang terdengar. Tubuh yang terduduk di kursi kayu bergelimpuh dalam kepedihan. Wajahnya yang cantik jelita sudah terporak-poranda akibat peluh dan goresan-goresan luka yang terlihat masih sedikit mengeluarkan darah.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan memunculkan seorang namja yang berdiri dengan ekspresi sarat kesedihan yang mendalam. Tanpa aba-aba namja itu menghampiri tubuh yang sudah terlihat kacau.

“Hyun-aa” tangannya menyapu poni yang berantakan dan basa dari wajah Hyun Seo.

Hyun Seo mendongakkan kepalanya. Ia berusaha memberikan senyumannya. “Oppa... kau datang? Ku kira... kau tidak akan mencariku karena aku tidak mengangkat telponmu tadi siang.” Air mata Yesung seketika meleleh di pelupuk matanya, ia menyambut tubuh itu ke dalam dekapannya.

Hyun Seo tersenyum lega dan menahan rasa perih di sekujur tubuhnya. Namun, seorang namja memperhatikan adegan itu seakan-akan itu adalah tontonan yang mengasikkan.

“Tontonan yang sangat mengharukan dan menyentuh hati.” Seru Heechul.

Yesung memutar tubuh lalu menatap Heechul dengan pandangan begis. Ia berlari menghampiri Heechul dan melayangkan tinju ke wajahnya.

Heechul mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya lalu membalas perlaku Yesung.

“Cukup! Aku sudah muak dengan semua ini!” Heechul maupun Yesung terkesiap saat mendengar teriakkan itu. Mereka melihat sosok Ah Ra berdiri di ambang pintu. Heechul mengendurkan cengkramannya.

“Jagiya..” Heechul tersenyum menawan kepada wanita itu. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Ah Ra mendekat ke arah Heechul sementara Yesung menjauhinya dan mendekati Hyun Seo dan membantunya membukakan ikatan talinya.

“Oppa.. kau tahu kan betapa aku sangat menyayangimu.” Ujar Ah Ra pelan sambil mengalungkan lengannya di leher Heechul.

Heechul hanya terdiam mendapatkan perilaku manja tersebut hingga ia tidak menyadari kalau di balik baju Ah Ra terdapat belati yang tajam.

Ah Ra memeluk pinggang Heechul dan menyandarkan kepalanya ke dada Heechul. Tanpa sadar, tangan kiri Ah Ra mengambil belati itu dari balik bajunya. Sambil menutup mata, ia menghunus belati itu tepat ke jantung Heechul berada.

Heechul terhuyung-huyung menjauhi Ah Ra. Ia menatap Ah Ra tidak percaya. Di cabutnya belati itu lalu ia terjatuh dan tidak sadarkan diri. Darah merembes di kemejanya bewarna biru.

“Kau hanya berpura-pura mencintaiku untuk membalaskan dendammu.” Gumam Ah Ra melihat tubuh Heechul tergeletak tak bergerak. Ia menoleh kearah Yesung dan Hyun Seo. “Kalian boleh pergi sekarang. Semoga istrimu baik-baik saja.” Ia memamerkan senyumannya yang sudah sekian lama tidak pernah ia tunjukkan.

Yesung mengangguk dan membopong tubuh Hyun Seo yang penuh luka ke dalam mobilnya. Ia membuka pintu depan dan mendudukkannya di kursi penumpang. Yesung melepaskan jas yang melekat di tubuhnya dan menutupi tubuh beserta pakaian Hyun Seo yang sudah compang-camping. Sementara dirinya langsung menuju drive seat dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

***

Begitu sampai di rumah, Yesung membawa tubuh istrinya ke dalam kamar mereka dan membaringkannya di ranjang. Ia mengantikan baju istrinya dengan baju yang lebih nyaman. Lalu ia menelpon seorang dokter untuk datang dan berjaga-jaga membawakan sekantong donor darah B karena ia yakin Hyun Seo pasti kehilangan banyak darah.

Ia mengambil kotak obat di dapur dan membawanya ke dalam kamar. Ia membersihkan luka-luka itu. Sesekali terlihat Hyun Seo meringis menahan sakit. “Jagiya, kau harus bertahan. Kau akan baik-baik saja.”

“Oppa..” rintihnya. Air mata Hyun Seo mengalir begitu saja dari matanya yang terpejam. Ia meremas seprai menahan rasa sakit. “Mianhae.. Mianhae sudah membuatmu cemas. Seharusnya oppa tidak melihatku dalam keadaan seperti ini. Aku pasti membuatmu jijik padaku, kan?”

Yesung membeku seketika mendengar ucapan Hyun Seo barusan. Ingin rasanya ia menangis mendengarnya. “Tidak, Jagiya. Kau tidak membuatku jijik padamu. Aku malah merasa jijik pada diriku sendiri tidak dapat melindungimu.”

Ia meneruskan membersihkan luka-luka pada Hyun Seo lalu membalurinya dengan obat yang ia tuang di kapas. “Sekarang kau tidur saja, Jagiya. Istirahatlah. Sebentar lagi dokter pasti datang.”

Ketika Yesung akan beranjak, langkahnya terhenti oleh tarikkan sebuah tangan. Ia berbalik dan melihat Hyun Seo menarik tangannya.

“Oppa.. bisa kau tetap disini menemani? Aku ingin oppa memelukku sebelum dokter itu datang.” Yesung beranjak dan berbaring di sebelah Hyun Seo dan memeluk tubuh itu dengan hati-hati.

“Oppa.. kalau.. setelah ini aku harus pergi, jagalah dirimu baik-baik. Dan kau tahu oppa, kalau kau menemukan yeoja yang lain aku yakin yeoja itu tidak akan lebih baik daripada diriku.” Hyun Seo terkekeh lalu menghela napas. Yesung yang mendengar perkataannya seakan-akan ingin mengeluarkan air mata.

“Jagiya, kau tidak akan pergi kemana-mana. Kau akan tetap di sampingku selamanya. Tidak akan pernah meninggalkanku.” Ucapannya sedikit bergetar karena perasaan sedih yang menjalar dari pikirannya yang memikir kalau ia kehilangan Hyun Seo.

Hyun Seo hanya tersenyum dan merapatkan dirinya ke tubuh Yesung. “Gomawo untuk segalanya dan mianhae kalau aku selalu merepotkannya dan tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu. You are my guardian angel.”

Yesung menggeleng kuat-kuat kepalanya. Seperti ia ingin mengeyahkan pikiran yang merasukinya. “Aku tidak pernah merasa di repotkan olehmu, Hyun Seo. Kau istri yang melebihi dari apa yang ku inginkan.”

Keheningan menyelimuti mereka. Desah napas Hyun Seo terdengar teratur sementara Yesung terdengar memburu. Ia masih memikirkan kalau ia kehilangan Hyun Seo.

“Oppa.. maukah kau menyanyikanku sebuah lagu? Aku ingin mendengarmu menyanyi. Dan kalau nanti dokter memeriksaku, kau tetap menyanyikanku sebuah lagu ya.”

Yesung mulai melantunkan lagu yang lembut. Sesekali terdengar ia terisak tapi ia tetap meneruskan nyanyiannya. Lagu itu memenuhi seluruh kamar yang terdengar sangat hening. Ia masih bisa mendengar napas teratur dari Hyun Seo yang ia yakini tertidur.

Ketika mendengar suara bel, Yesung beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu itu. Dokter itu masuk ke dalam dan di tuntun ke dalam kamar oleh Yesung yang berjalan mendahului mereka.

Dokter memeriksa Hyun Seo dengan teliti. Lantunan lagu itu masih memenuhi kamar. Seperti permintaan Hyun Seo. Suster itu juga memasukkan jarum transfusi darah dan menggantungkan kantong darah itu di tiang yang tidak jauh dari tempat tidurnya, bahkan ia juga memasang infus dan selang oksigen.

“Luka-lukanya cukup parah, hampir di seluruh tubuhnya. Ia juga kehilangan banyak darah dan cairan. Aku sudah memasang transfusi darah beserta infusnya. Kalau saja tadi aku terlambat semenit saja, mungkin ia sudah meninggal saat ini.” Ujar dokter itu setelah memeriksa Hyun Seo. “Obat-obat yang saya letakkan di meja itu harus di minum setiap 3 kali sehari setelah ia makan. Kalau memang diperlukkan, kau bisa meminta bantuan dari suster. Kalau begitu saya dan suster saya permisi.” Dokter dan suster tersebut pergi meninggalkan Yesung yang masih berdiri.

Ia mendekati Hyun Seo yang terbaring lemah di ranjang. Yesung merasa lega karena ia tidak akan kehilangan yeoja yang amat di cintainya. Tangannya yang mungil membelai kening hingga ke rambut yeoja itu sementara dirinya duduk di pinggiran ranjang. Matanya menatap Hyun Seo dengan tatapan sendu.

Mata Hyun Seo pelan-pelan terbuka dan menatap tatapan sendu Yesung. Perlahan ia mulai mengulas sebuah senyum kecil di wajahnya yang penuh dengan luka goresan.
Yesung pun membalasnya dengan ciuman manis di bibir Hyun Seo.
I’m your guardian angel

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Oneshoot/PG -14] Guardian Angel



Tittle: Guardian Angel
Author: BlackPearl
Rating: PG -14 / Straight
Cast: Kim Jongwoon (SUPER JUNIOR), Kim Hyun Seo (as you), Jung Heechul (ZE:A)
Genre: Revenge, Fluff, Angst
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I don’t own  Kim Jongwoon and Jung Heechul characters, they belong themselves.

 ---------------------------------------------------------------------------------------------

Angin malam yang dingin berhembus pelan menerpa wajah seorang yeoja yang berparas menawan. Rambutnya yang bergelombang berwarna tembaga dan gaun putihnya ikut terbawa oleh hembusannya.
Sepasang tangan melingkar di perutnya dan memeluknya dengan erat, berusaha untuk menghangatkannya.
Dagu bertopang di bahunya dan sang yeoja dapat mendengar hembusan napas namja yang memelukku yang teratur. Di sandarkan seluruh tubuhnya di dada namja. Kedua tangannya berpegangan pada sebuah tiang yang berukiran.

Dibiarkan dirinya memeluk yeoja itu dan ia harap waktu dapat berhenti berputar saat ini juga, ia tidak ingin momen ini berlalu begitu saja.


“Kau tidak kedinginan, Jagiya?” Tanya Kim Jongwoon atau yang biasa di panggil Yesung, masih memeluk tubuh itu dengan erat.

Yeoja hanya menggeleng dan senyum merekah di wajahnya yang cantik jelita. “Aku masih ingin menikmati malam ini, Oppa.”

Yesung tidak membantah perkataan Hyun Seo, ia malah mempererat pelukkannya agar tubuh yeoja itu hangat di dalam pelukkannya.

***

“Oppa, ierona! Kau ingin terlambat hari ini” Hyun Seo menggoncangkan tubuh namja yang terbaring di ranjang berwarna merah.
Kamar itu memiliki banyak nuansa merah lainnya, mengingat Yesung sangat menyukai warna merah.

Tubuh itu menggeliat lalu tangannya menyambar Hyun Seo dan memeluknya. Sementara Hyun Seo menggeliat berusaha melepaskan diri dari dekapan Yesung.
“Biarkan seperti ini untuk beberapa saat. Mereka bisa menungguku kok.”

“Tapi.. oppa.. lepaskan aku, aku harus memasak setelah itu belanja. Dan kau harus mandi sekarang!” Hyun Seo tetap berusaha keras melepasnya dekapan

Yesung berdecak kesal, tak tahan dengan rengekan Hyun Seo. Dengan tidak rela ia melepaskan dekapan itu dan dengan sedikit limbung, ia menyeret telapak kakinya masuk ke dalam kamar mandi.
Hyun Seo hanya terkekeh melihat tingkah suaminya itu yang terkadang sangat manja.

***

Setelah Yesung meninggalkan ciuman manis di bibir Hyun Seo dan berangkat untuk bekerja, Hyun Seo mengganti pakaiannya dan bersolek di depan cermin sebelum ia pergi ke supermarket untuk belanja.

Hyun Seo berjalan ke supermarket yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Dari ekor matanya ia melihat sekelibat sosok bayangan yang ia kenali.
Tapi ia tidak menghiraukannya dan tetap berjalan ke supermarket dan membeli bahan-bahan yang ia perlukan.

Setelah membayar bahan-bahan yang ia perlukan, ia keluar dari supermarket. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya, ia terkesiap dan berbalik.

“Jung Heechul?” Hyun Seo terkejut dan tidak menyangka akan bertemu dengan namja yang sangat mencintainya sampai rela melakukan apapun untuknya.

Jung Heechul menarik sudut bibirnya, membentuk lekungan yang sempurna. “Hyun-aa, apa kabar?” tanyanya.

***

“Kau sekarang sudah berubah ya, Hyun-aa.” Mereka kini duduk berdampingan di sebuah taman yang terlihat lengah oleh orang-orang.

Hyun Seo hanya diam seribu bahasa. Ia tidak ingin bertemu dengan Jung Heechul setelah ia menyakitinya dulu. “Apa mau sebenarnya, Heechul-sshi? Aku yakin kita bertemu seperti ini karena tidak sengaja.”

Heechul menatap Hyun Seo dengan senyum yang menawan. “Kau tahu, sampai sekarang aku tidak bisa melupakanmu.”

“Heechul-sshi, kau tahu kalau aku sudah menikah bukan. Kau sadar apa yang telah kau ucapkan itu? Kau ingin menghancurkan kehidupanku lagi? Dulu kau hampir membuatku berpisah dengan Yesung. Jangan menganggu kehidupanku lagi” buku-buku jari Hyun Seo memucat karena kepalan tangannya yang sangat keras.

“Tenang, Hyun-aa. Kalau memang begitu mau mu, aku ingin bermain-main sedikit dengan suamimu. Ia sedang bekerja di kantor, bukan? Sepertinya akan sangat menyenangkan bermain dengannya. Kau tahu bagaimana aku bukan, Hyun-aa.”

Wajah Hyun Seo seketika memucat mendengar perkataan itu. Ia sangat mengenali watak Heechul bagaimana. Ia sangat kasar dan nekat.

Hyun Seo menghela napas frustasi mendengar perkataan Heechul. “Aku tidak menyangka kau sangat suka mengganggu hidupku, Heechul-sshi. Kau sangat kejam.”

Mendengar perkataan Hyun Seo barusan, Heechul tertawa seolah-seolah ia seorang penjahat yang telah berhasil memperdaya korbannya. “Terimakasih atas pujian mu itu, Hyun-ah.”

Seketika telapak tangan Heechul yang menggenggam sebuah sapu tangan langsung menutupi mulut Hyun Seo. Hyun Seo memberontak, tapi semuanya sia-sia hingga ia jatuh pingsan.

Heechul mengumbari seringan kemenangan melihat Hyun Seo pingsan di pelukkannya.

***

Yesung merenggangkan tubuhnya setelah seharian ia duduk menatap komputer di depannya. Sesekali ia melirik ponselnya yang sejak tadi tidak berdiring. Tidak seperti biasanya ia tidak menghubungiku atau mengirimiku sms. Apa dia sedang sibuk?

Pertanyaan demi pertanyaan terngiang di benaknya. Kecemasan melandanya. Ia berusaha untuk menghubungi Hyun Seo, tapi tidak ada yang mengangkatnya. Bahkan yang terakhir, nomer tersebut tidak aktif.

“Yesung-sshi..” Kim Ryeowook atau yang biasa di panggil Ryeowook, memanggil yesung pelan dan masuk ke dalam ruang kerja Yesung.

“Ne, ada apa?”

“Kau di cari Kwon Ah Ra.” Wanita itu masuk ke dalam ruang kerja Yesung dan membuat Yesung terkejut. Lalu Ryeowook meninggalkan ruangan.

“Anyeong, Yesung-sshi.” Ah Ra menyapa dengan sopan tapi raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan.

“Ada apa?”

“Hyun Seo. Kau pasti mencemaskannya bukan? Aku tahu kenapa dia tidak mengabarimu. Jadi lebih baik kau ikut denganku sebelum istrimu terjadi apa-apa.”

Yesung menatap Ah Ra tidak percaya. “Kau pasti membodohiku, bukan?”

Ah Ra menatap Yesung tidak percaya. Ia mulai bergerak-gerak gelisah. “Terserah kau percaya padaku atau tidak, karena Hyun Seo sedang bersama Heechul sekarang. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ia menyiksa istrimu.”

Mata Yesung terbelalak seakan-akan keluar dari rongganya. “MWO?!” Ah Ra langsung menyeret tubuh Yesung yang membeku.

***

Jeritan demi jeritan terdengar memilukan di sebuah ruangan yang gelap di sebuah rumah yang megah.

Hyun Seo terduduk di sebuah bangku dan tangannya di ikat di belakang kursi tersebut. Tubuhnya sudah penuh dengan luka goresan benda tajam. Darah segar mengalir di luka-luka itu, bahkan wajahnya juga ada 4 luka goresan. Bajunya sudah compang-camping akibat goresan-goresan.

“Kau tahu kalau sampai sekarang aku masih memikirkanmu. Aku tidak rela tahu kalau kau bersama dengan Yesung. Kau tidak pernah melihatku, tak pernah berpaling ke aku yang menunggumu 3 tahun. Jadi aku ingin kau juga merasakan penderitaanku.” Heechul menggoreskan pisau itu ke lengan kanan Hyun Seo untuk kesekian kalinya.

“Kenapa kau tidak berpaling padaku, Hyun-aa? Tidak bisakah kau melihat kekecewaanku?”

Hyun Seo hanya terdiam. Menahan perih di sekujur tubuhnya dan air mata yang akan mengalir dari matanya.

Heechul tertawa. Ia masih merasa tidak puas. Dendam itu sudah terlalu dalam tertanam dalam hatinya. Ia tidak lagi memiliki rasa belas kasihan terhadan Hyun Seo.

***

Siang berganti malam. tiba-tiba ruangan itu terasa sepi senyap. Hanya suara hembusan napas memburu yang terdengar. Tubuh yang terduduk di kursi kayu bergelimpuh dalam kepedihan. Wajahnya yang cantik jelita sudah terporak-poranda akibat peluh dan goresan-goresan luka yang terlihat masih sedikit mengeluarkan darah.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan memunculkan seorang namja yang berdiri dengan ekspresi sarat kesedihan yang mendalam. Tanpa aba-aba namja itu menghampiri tubuh yang sudah terlihat kacau.

“Hyun-aa” tangannya menyapu poni yang berantakan dan basa dari wajah Hyun Seo.

Hyun Seo mendongakkan kepalanya. Ia berusaha memberikan senyumannya. “Oppa... kau datang? Ku kira... kau tidak akan mencariku karena aku tidak mengangkat telponmu tadi siang.” Air mata Yesung seketika meleleh di pelupuk matanya, ia menyambut tubuh itu ke dalam dekapannya.

Hyun Seo tersenyum lega dan menahan rasa perih di sekujur tubuhnya. Namun, seorang namja memperhatikan adegan itu seakan-akan itu adalah tontonan yang mengasikkan.

“Tontonan yang sangat mengharukan dan menyentuh hati.” Seru Heechul.

Yesung memutar tubuh lalu menatap Heechul dengan pandangan begis. Ia berlari menghampiri Heechul dan melayangkan tinju ke wajahnya.

Heechul mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya lalu membalas perlaku Yesung.

“Cukup! Aku sudah muak dengan semua ini!” Heechul maupun Yesung terkesiap saat mendengar teriakkan itu. Mereka melihat sosok Ah Ra berdiri di ambang pintu. Heechul mengendurkan cengkramannya.

“Jagiya..” Heechul tersenyum menawan kepada wanita itu. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Ah Ra mendekat ke arah Heechul sementara Yesung menjauhinya dan mendekati Hyun Seo dan membantunya membukakan ikatan talinya.

“Oppa.. kau tahu kan betapa aku sangat menyayangimu.” Ujar Ah Ra pelan sambil mengalungkan lengannya di leher Heechul.

Heechul hanya terdiam mendapatkan perilaku manja tersebut hingga ia tidak menyadari kalau di balik baju Ah Ra terdapat belati yang tajam.

Ah Ra memeluk pinggang Heechul dan menyandarkan kepalanya ke dada Heechul. Tanpa sadar, tangan kiri Ah Ra mengambil belati itu dari balik bajunya. Sambil menutup mata, ia menghunus belati itu tepat ke jantung Heechul berada.

Heechul terhuyung-huyung menjauhi Ah Ra. Ia menatap Ah Ra tidak percaya. Di cabutnya belati itu lalu ia terjatuh dan tidak sadarkan diri. Darah merembes di kemejanya bewarna biru.

“Kau hanya berpura-pura mencintaiku untuk membalaskan dendammu.” Gumam Ah Ra melihat tubuh Heechul tergeletak tak bergerak. Ia menoleh kearah Yesung dan Hyun Seo. “Kalian boleh pergi sekarang. Semoga istrimu baik-baik saja.” Ia memamerkan senyumannya yang sudah sekian lama tidak pernah ia tunjukkan.

Yesung mengangguk dan membopong tubuh Hyun Seo yang penuh luka ke dalam mobilnya. Ia membuka pintu depan dan mendudukkannya di kursi penumpang. Yesung melepaskan jas yang melekat di tubuhnya dan menutupi tubuh beserta pakaian Hyun Seo yang sudah compang-camping. Sementara dirinya langsung menuju drive seat dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

***

Begitu sampai di rumah, Yesung membawa tubuh istrinya ke dalam kamar mereka dan membaringkannya di ranjang. Ia mengantikan baju istrinya dengan baju yang lebih nyaman. Lalu ia menelpon seorang dokter untuk datang dan berjaga-jaga membawakan sekantong donor darah B karena ia yakin Hyun Seo pasti kehilangan banyak darah.

Ia mengambil kotak obat di dapur dan membawanya ke dalam kamar. Ia membersihkan luka-luka itu. Sesekali terlihat Hyun Seo meringis menahan sakit. “Jagiya, kau harus bertahan. Kau akan baik-baik saja.”

“Oppa..” rintihnya. Air mata Hyun Seo mengalir begitu saja dari matanya yang terpejam. Ia meremas seprai menahan rasa sakit. “Mianhae.. Mianhae sudah membuatmu cemas. Seharusnya oppa tidak melihatku dalam keadaan seperti ini. Aku pasti membuatmu jijik padaku, kan?”

Yesung membeku seketika mendengar ucapan Hyun Seo barusan. Ingin rasanya ia menangis mendengarnya. “Tidak, Jagiya. Kau tidak membuatku jijik padamu. Aku malah merasa jijik pada diriku sendiri tidak dapat melindungimu.”

Ia meneruskan membersihkan luka-luka pada Hyun Seo lalu membalurinya dengan obat yang ia tuang di kapas. “Sekarang kau tidur saja, Jagiya. Istirahatlah. Sebentar lagi dokter pasti datang.”

Ketika Yesung akan beranjak, langkahnya terhenti oleh tarikkan sebuah tangan. Ia berbalik dan melihat Hyun Seo menarik tangannya.

“Oppa.. bisa kau tetap disini menemani? Aku ingin oppa memelukku sebelum dokter itu datang.” Yesung beranjak dan berbaring di sebelah Hyun Seo dan memeluk tubuh itu dengan hati-hati.

“Oppa.. kalau.. setelah ini aku harus pergi, jagalah dirimu baik-baik. Dan kau tahu oppa, kalau kau menemukan yeoja yang lain aku yakin yeoja itu tidak akan lebih baik daripada diriku.” Hyun Seo terkekeh lalu menghela napas. Yesung yang mendengar perkataannya seakan-akan ingin mengeluarkan air mata.

“Jagiya, kau tidak akan pergi kemana-mana. Kau akan tetap di sampingku selamanya. Tidak akan pernah meninggalkanku.” Ucapannya sedikit bergetar karena perasaan sedih yang menjalar dari pikirannya yang memikir kalau ia kehilangan Hyun Seo.

Hyun Seo hanya tersenyum dan merapatkan dirinya ke tubuh Yesung. “Gomawo untuk segalanya dan mianhae kalau aku selalu merepotkannya dan tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu. You are my guardian angel.”

Yesung menggeleng kuat-kuat kepalanya. Seperti ia ingin mengeyahkan pikiran yang merasukinya. “Aku tidak pernah merasa di repotkan olehmu, Hyun Seo. Kau istri yang melebihi dari apa yang ku inginkan.”

Keheningan menyelimuti mereka. Desah napas Hyun Seo terdengar teratur sementara Yesung terdengar memburu. Ia masih memikirkan kalau ia kehilangan Hyun Seo.

“Oppa.. maukah kau menyanyikanku sebuah lagu? Aku ingin mendengarmu menyanyi. Dan kalau nanti dokter memeriksaku, kau tetap menyanyikanku sebuah lagu ya.”

Yesung mulai melantunkan lagu yang lembut. Sesekali terdengar ia terisak tapi ia tetap meneruskan nyanyiannya. Lagu itu memenuhi seluruh kamar yang terdengar sangat hening. Ia masih bisa mendengar napas teratur dari Hyun Seo yang ia yakini tertidur.

Ketika mendengar suara bel, Yesung beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu itu. Dokter itu masuk ke dalam dan di tuntun ke dalam kamar oleh Yesung yang berjalan mendahului mereka.

Dokter memeriksa Hyun Seo dengan teliti. Lantunan lagu itu masih memenuhi kamar. Seperti permintaan Hyun Seo. Suster itu juga memasukkan jarum transfusi darah dan menggantungkan kantong darah itu di tiang yang tidak jauh dari tempat tidurnya, bahkan ia juga memasang infus dan selang oksigen.

“Luka-lukanya cukup parah, hampir di seluruh tubuhnya. Ia juga kehilangan banyak darah dan cairan. Aku sudah memasang transfusi darah beserta infusnya. Kalau saja tadi aku terlambat semenit saja, mungkin ia sudah meninggal saat ini.” Ujar dokter itu setelah memeriksa Hyun Seo. “Obat-obat yang saya letakkan di meja itu harus di minum setiap 3 kali sehari setelah ia makan. Kalau memang diperlukkan, kau bisa meminta bantuan dari suster. Kalau begitu saya dan suster saya permisi.” Dokter dan suster tersebut pergi meninggalkan Yesung yang masih berdiri.

Ia mendekati Hyun Seo yang terbaring lemah di ranjang. Yesung merasa lega karena ia tidak akan kehilangan yeoja yang amat di cintainya. Tangannya yang mungil membelai kening hingga ke rambut yeoja itu sementara dirinya duduk di pinggiran ranjang. Matanya menatap Hyun Seo dengan tatapan sendu.

Mata Hyun Seo pelan-pelan terbuka dan menatap tatapan sendu Yesung. Perlahan ia mulai mengulas sebuah senyum kecil di wajahnya yang penuh dengan luka goresan.
Yesung pun membalasnya dengan ciuman manis di bibir Hyun Seo.
I’m your guardian angel

-THE END-