Tittle: Guardian Angel
Author: BlackPearl
Rating: PG -14 / Straight
Cast: Kim Jongwoon (SUPER JUNIOR),
Kim Hyun Seo (as you), Jung Heechul (ZE:A)
Genre: Revenge, Fluff, Angst
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: I don’t own Kim Jongwoon and Jung Heechul characters,
they belong themselves.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Angin
malam yang dingin berhembus pelan menerpa wajah seorang yeoja yang berparas
menawan. Rambutnya yang bergelombang berwarna tembaga dan gaun putihnya ikut
terbawa oleh hembusannya.
Sepasang
tangan melingkar di perutnya dan memeluknya dengan erat, berusaha untuk
menghangatkannya.
Dagu
bertopang di bahunya dan sang yeoja dapat mendengar hembusan napas namja yang
memelukku yang teratur. Di sandarkan seluruh tubuhnya di dada namja. Kedua
tangannya berpegangan pada sebuah tiang yang berukiran.
Dibiarkan
dirinya memeluk yeoja itu dan ia harap waktu dapat berhenti berputar saat ini
juga, ia tidak ingin momen ini berlalu begitu saja.
“Kau
tidak kedinginan, Jagiya?” Tanya Kim Jongwoon atau yang biasa di panggil Yesung,
masih memeluk tubuh itu dengan erat.
Yeoja
hanya menggeleng dan senyum merekah di wajahnya yang cantik jelita. “Aku masih
ingin menikmati malam ini, Oppa.”
Yesung
tidak membantah perkataan Hyun Seo, ia malah mempererat pelukkannya agar tubuh
yeoja itu hangat di dalam pelukkannya.
***
“Oppa,
ierona! Kau ingin terlambat hari ini” Hyun Seo menggoncangkan tubuh namja yang
terbaring di ranjang berwarna merah.
Kamar
itu memiliki banyak nuansa merah lainnya, mengingat Yesung sangat menyukai warna
merah.
Tubuh
itu menggeliat lalu tangannya menyambar Hyun Seo dan memeluknya. Sementara Hyun
Seo menggeliat berusaha melepaskan diri dari dekapan Yesung.
“Biarkan
seperti ini untuk beberapa saat. Mereka bisa menungguku kok.”
“Tapi..
oppa.. lepaskan aku, aku harus memasak setelah itu belanja. Dan kau harus mandi
sekarang!” Hyun Seo tetap berusaha keras melepasnya dekapan
Yesung
berdecak kesal, tak tahan dengan rengekan Hyun Seo. Dengan tidak rela ia
melepaskan dekapan itu dan dengan sedikit limbung, ia menyeret telapak kakinya
masuk ke dalam kamar mandi.
Hyun
Seo hanya terkekeh melihat tingkah suaminya itu yang terkadang sangat manja.
***
Setelah
Yesung meninggalkan ciuman manis di bibir Hyun Seo dan berangkat untuk bekerja,
Hyun Seo mengganti pakaiannya dan bersolek di depan cermin sebelum ia pergi ke
supermarket untuk belanja.
Hyun
Seo berjalan ke supermarket yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Dari ekor
matanya ia melihat sekelibat sosok bayangan yang ia kenali.
Tapi
ia tidak menghiraukannya dan tetap berjalan ke supermarket dan membeli
bahan-bahan yang ia perlukan.
Setelah
membayar bahan-bahan yang ia perlukan, ia keluar dari supermarket. Tiba-tiba
sebuah tangan menepuk bahunya, ia terkesiap dan berbalik.
“Jung
Heechul?” Hyun Seo terkejut dan tidak menyangka akan bertemu dengan namja yang
sangat mencintainya sampai rela melakukan apapun untuknya.
Jung
Heechul menarik sudut bibirnya, membentuk lekungan yang sempurna. “Hyun-aa, apa
kabar?” tanyanya.
***
“Kau
sekarang sudah berubah ya, Hyun-aa.” Mereka kini duduk berdampingan di sebuah
taman yang terlihat lengah oleh orang-orang.
Hyun
Seo hanya diam seribu bahasa. Ia tidak ingin bertemu dengan Jung Heechul
setelah ia menyakitinya dulu. “Apa mau sebenarnya, Heechul-sshi? Aku yakin kita
bertemu seperti ini karena tidak sengaja.”
Heechul
menatap Hyun Seo dengan senyum yang menawan. “Kau tahu, sampai sekarang aku
tidak bisa melupakanmu.”
“Heechul-sshi,
kau tahu kalau aku sudah menikah bukan. Kau sadar apa yang telah kau ucapkan
itu? Kau ingin menghancurkan kehidupanku lagi? Dulu kau hampir membuatku
berpisah dengan Yesung. Jangan menganggu kehidupanku lagi” buku-buku jari Hyun
Seo memucat karena kepalan tangannya yang sangat keras.
“Tenang,
Hyun-aa. Kalau memang begitu mau mu, aku ingin bermain-main sedikit dengan
suamimu. Ia sedang bekerja di kantor, bukan? Sepertinya akan sangat
menyenangkan bermain dengannya. Kau tahu bagaimana aku bukan, Hyun-aa.”
Wajah
Hyun Seo seketika memucat mendengar perkataan itu. Ia sangat mengenali watak
Heechul bagaimana. Ia sangat kasar dan nekat.
Hyun
Seo menghela napas frustasi mendengar perkataan Heechul. “Aku tidak menyangka
kau sangat suka mengganggu hidupku, Heechul-sshi. Kau sangat kejam.”
Mendengar
perkataan Hyun Seo barusan, Heechul tertawa seolah-seolah ia seorang penjahat
yang telah berhasil memperdaya korbannya. “Terimakasih atas pujian mu itu,
Hyun-ah.”
Seketika
telapak tangan Heechul yang menggenggam sebuah sapu tangan langsung menutupi
mulut Hyun Seo. Hyun Seo memberontak, tapi semuanya sia-sia hingga ia jatuh
pingsan.
Heechul
mengumbari seringan kemenangan melihat Hyun Seo pingsan di pelukkannya.
***
Yesung
merenggangkan tubuhnya setelah seharian ia duduk menatap komputer di depannya.
Sesekali ia melirik ponselnya yang sejak tadi tidak berdiring. Tidak seperti biasanya ia tidak
menghubungiku atau mengirimiku sms. Apa dia sedang sibuk?
Pertanyaan
demi pertanyaan terngiang di benaknya. Kecemasan melandanya. Ia berusaha untuk
menghubungi Hyun Seo, tapi tidak ada yang mengangkatnya. Bahkan yang terakhir,
nomer tersebut tidak aktif.
“Yesung-sshi..”
Kim Ryeowook atau yang biasa di panggil Ryeowook, memanggil yesung pelan dan
masuk ke dalam ruang kerja Yesung.
“Ne,
ada apa?”
“Kau
di cari Kwon Ah Ra.” Wanita itu masuk ke dalam ruang kerja Yesung dan membuat
Yesung terkejut. Lalu Ryeowook meninggalkan ruangan.
“Anyeong,
Yesung-sshi.” Ah Ra menyapa dengan sopan tapi raut wajahnya menyiratkan
kekhawatiran dan ketakutan.
“Ada
apa?”
“Hyun
Seo. Kau pasti mencemaskannya bukan? Aku tahu kenapa dia tidak mengabarimu.
Jadi lebih baik kau ikut denganku sebelum istrimu terjadi apa-apa.”
Yesung
menatap Ah Ra tidak percaya. “Kau pasti membodohiku, bukan?”
Ah
Ra menatap Yesung tidak percaya. Ia mulai bergerak-gerak gelisah. “Terserah kau
percaya padaku atau tidak, karena Hyun Seo sedang bersama Heechul sekarang. Aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri ia menyiksa istrimu.”
Mata
Yesung terbelalak seakan-akan keluar dari rongganya. “MWO?!” Ah Ra langsung
menyeret tubuh Yesung yang membeku.
***
Jeritan
demi jeritan terdengar memilukan di sebuah ruangan yang gelap di sebuah rumah
yang megah.
Hyun
Seo terduduk di sebuah bangku dan tangannya di ikat di belakang kursi tersebut.
Tubuhnya sudah penuh dengan luka goresan benda tajam. Darah segar mengalir di
luka-luka itu, bahkan wajahnya juga ada 4 luka goresan. Bajunya sudah
compang-camping akibat goresan-goresan.
“Kau
tahu kalau sampai sekarang aku masih memikirkanmu. Aku tidak rela tahu kalau
kau bersama dengan Yesung. Kau tidak pernah melihatku, tak pernah berpaling ke
aku yang menunggumu 3 tahun. Jadi aku ingin kau juga merasakan penderitaanku.”
Heechul menggoreskan pisau itu ke lengan kanan Hyun Seo untuk kesekian kalinya.
“Kenapa
kau tidak berpaling padaku, Hyun-aa? Tidak bisakah kau melihat kekecewaanku?”
Hyun
Seo hanya terdiam. Menahan perih di sekujur tubuhnya dan air mata yang akan
mengalir dari matanya.
Heechul
tertawa. Ia masih merasa tidak puas. Dendam itu sudah terlalu dalam tertanam
dalam hatinya. Ia tidak lagi memiliki rasa belas kasihan terhadan Hyun Seo.
***
Siang
berganti malam. tiba-tiba ruangan itu terasa sepi senyap. Hanya suara hembusan
napas memburu yang terdengar. Tubuh yang terduduk di kursi kayu bergelimpuh
dalam kepedihan. Wajahnya yang cantik jelita sudah terporak-poranda akibat
peluh dan goresan-goresan luka yang terlihat masih sedikit mengeluarkan darah.
Tiba-tiba
terdengar suara pintu terbuka dan memunculkan seorang namja yang berdiri dengan
ekspresi sarat kesedihan yang mendalam. Tanpa aba-aba namja itu menghampiri
tubuh yang sudah terlihat kacau.
“Hyun-aa”
tangannya menyapu poni yang berantakan dan basa dari wajah Hyun Seo.
Hyun
Seo mendongakkan kepalanya. Ia berusaha memberikan senyumannya. “Oppa... kau
datang? Ku kira... kau tidak akan mencariku karena aku tidak mengangkat
telponmu tadi siang.” Air mata Yesung seketika meleleh di pelupuk matanya, ia
menyambut tubuh itu ke dalam dekapannya.
Hyun
Seo tersenyum lega dan menahan rasa perih di sekujur tubuhnya. Namun, seorang
namja memperhatikan adegan itu seakan-akan itu adalah tontonan yang
mengasikkan.
“Tontonan
yang sangat mengharukan dan menyentuh hati.” Seru Heechul.
Yesung
memutar tubuh lalu menatap Heechul dengan pandangan begis. Ia berlari
menghampiri Heechul dan melayangkan tinju ke wajahnya.
Heechul
mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya lalu membalas perlaku Yesung.
“Cukup!
Aku sudah muak dengan semua ini!” Heechul maupun Yesung terkesiap saat
mendengar teriakkan itu. Mereka melihat sosok Ah Ra berdiri di ambang pintu.
Heechul mengendurkan cengkramannya.
“Jagiya..”
Heechul tersenyum menawan kepada wanita itu. “Apa yang kau lakukan di sini?”
Ah
Ra mendekat ke arah Heechul sementara Yesung menjauhinya dan mendekati Hyun Seo
dan membantunya membukakan ikatan talinya.
“Oppa..
kau tahu kan betapa aku sangat menyayangimu.” Ujar Ah Ra pelan sambil
mengalungkan lengannya di leher Heechul.
Heechul
hanya terdiam mendapatkan perilaku manja tersebut hingga ia tidak menyadari
kalau di balik baju Ah Ra terdapat belati yang tajam.
Ah
Ra memeluk pinggang Heechul dan menyandarkan kepalanya ke dada Heechul. Tanpa
sadar, tangan kiri Ah Ra mengambil belati itu dari balik bajunya. Sambil
menutup mata, ia menghunus belati itu tepat ke jantung Heechul berada.
Heechul
terhuyung-huyung menjauhi Ah Ra. Ia menatap Ah Ra tidak percaya. Di cabutnya
belati itu lalu ia terjatuh dan tidak sadarkan diri. Darah merembes di
kemejanya bewarna biru.
“Kau
hanya berpura-pura mencintaiku untuk membalaskan dendammu.” Gumam Ah Ra melihat
tubuh Heechul tergeletak tak bergerak. Ia menoleh kearah Yesung dan Hyun Seo.
“Kalian boleh pergi sekarang. Semoga istrimu baik-baik saja.” Ia memamerkan
senyumannya yang sudah sekian lama tidak pernah ia tunjukkan.
Yesung
mengangguk dan membopong tubuh Hyun Seo yang penuh luka ke dalam mobilnya. Ia
membuka pintu depan dan mendudukkannya di kursi penumpang. Yesung melepaskan
jas yang melekat di tubuhnya dan menutupi tubuh beserta pakaian Hyun Seo yang
sudah compang-camping. Sementara dirinya langsung menuju drive seat dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya.
***
Begitu
sampai di rumah, Yesung membawa tubuh istrinya ke dalam kamar mereka dan
membaringkannya di ranjang. Ia mengantikan baju istrinya dengan baju yang lebih
nyaman. Lalu ia menelpon seorang dokter untuk datang dan berjaga-jaga
membawakan sekantong donor darah B karena ia yakin Hyun Seo pasti kehilangan
banyak darah.
Ia
mengambil kotak obat di dapur dan membawanya ke dalam kamar. Ia membersihkan
luka-luka itu. Sesekali terlihat Hyun Seo meringis menahan sakit. “Jagiya, kau
harus bertahan. Kau akan baik-baik saja.”
“Oppa..”
rintihnya. Air mata Hyun Seo mengalir begitu saja dari matanya yang terpejam.
Ia meremas seprai menahan rasa sakit. “Mianhae.. Mianhae sudah membuatmu cemas.
Seharusnya oppa tidak melihatku dalam keadaan seperti ini. Aku pasti membuatmu
jijik padaku, kan?”
Yesung
membeku seketika mendengar ucapan Hyun Seo barusan. Ingin rasanya ia menangis
mendengarnya. “Tidak, Jagiya. Kau tidak membuatku jijik padamu. Aku malah merasa
jijik pada diriku sendiri tidak dapat melindungimu.”
Ia
meneruskan membersihkan luka-luka pada Hyun Seo lalu membalurinya dengan obat
yang ia tuang di kapas. “Sekarang kau tidur saja, Jagiya. Istirahatlah. Sebentar
lagi dokter pasti datang.”
Ketika
Yesung akan beranjak, langkahnya terhenti oleh tarikkan sebuah tangan. Ia
berbalik dan melihat Hyun Seo menarik tangannya.
“Oppa..
bisa kau tetap disini menemani? Aku ingin oppa memelukku sebelum dokter itu
datang.” Yesung beranjak dan berbaring di sebelah Hyun Seo dan memeluk tubuh
itu dengan hati-hati.
“Oppa..
kalau.. setelah ini aku harus pergi, jagalah dirimu baik-baik. Dan kau tahu
oppa, kalau kau menemukan yeoja yang lain aku yakin yeoja itu tidak akan lebih
baik daripada diriku.” Hyun Seo terkekeh lalu menghela napas. Yesung yang mendengar
perkataannya seakan-akan ingin mengeluarkan air mata.
“Jagiya,
kau tidak akan pergi kemana-mana. Kau akan tetap di sampingku selamanya. Tidak
akan pernah meninggalkanku.” Ucapannya sedikit bergetar karena perasaan sedih
yang menjalar dari pikirannya yang memikir kalau ia kehilangan Hyun Seo.
Hyun
Seo hanya tersenyum dan merapatkan dirinya ke tubuh Yesung. “Gomawo untuk
segalanya dan mianhae kalau aku selalu merepotkannya dan tidak bisa menjadi
istri yang baik untukmu. You are my
guardian angel.”
Yesung
menggeleng kuat-kuat kepalanya. Seperti ia ingin mengeyahkan pikiran yang
merasukinya. “Aku tidak pernah merasa di repotkan olehmu, Hyun Seo. Kau istri
yang melebihi dari apa yang ku inginkan.”
Keheningan
menyelimuti mereka. Desah napas Hyun Seo terdengar teratur sementara Yesung
terdengar memburu. Ia masih memikirkan kalau ia kehilangan Hyun Seo.
“Oppa..
maukah kau menyanyikanku sebuah lagu? Aku ingin mendengarmu menyanyi. Dan kalau
nanti dokter memeriksaku, kau tetap menyanyikanku sebuah lagu ya.”
Yesung
mulai melantunkan lagu yang lembut. Sesekali terdengar ia terisak tapi ia tetap
meneruskan nyanyiannya. Lagu itu memenuhi seluruh kamar yang terdengar sangat
hening. Ia masih bisa mendengar napas teratur dari Hyun Seo yang ia yakini
tertidur.
Ketika
mendengar suara bel, Yesung beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu
itu. Dokter itu masuk ke dalam dan di tuntun ke dalam kamar oleh Yesung yang
berjalan mendahului mereka.
Dokter
memeriksa Hyun Seo dengan teliti. Lantunan lagu itu masih memenuhi kamar.
Seperti permintaan Hyun Seo. Suster itu juga memasukkan jarum transfusi darah
dan menggantungkan kantong darah itu di tiang yang tidak jauh dari tempat
tidurnya, bahkan ia juga memasang infus dan selang oksigen.
“Luka-lukanya
cukup parah, hampir di seluruh tubuhnya. Ia juga kehilangan banyak darah dan
cairan. Aku sudah memasang transfusi darah beserta infusnya. Kalau saja tadi
aku terlambat semenit saja, mungkin ia sudah meninggal saat ini.” Ujar dokter
itu setelah memeriksa Hyun Seo. “Obat-obat yang saya letakkan di meja itu harus
di minum setiap 3 kali sehari setelah ia makan. Kalau memang diperlukkan, kau
bisa meminta bantuan dari suster. Kalau begitu saya dan suster saya permisi.”
Dokter dan suster tersebut pergi meninggalkan Yesung yang masih berdiri.
Ia
mendekati Hyun Seo yang terbaring lemah di ranjang. Yesung merasa lega karena
ia tidak akan kehilangan yeoja yang amat di cintainya. Tangannya yang mungil
membelai kening hingga ke rambut yeoja itu sementara dirinya duduk di pinggiran
ranjang. Matanya menatap Hyun Seo dengan tatapan sendu.
Mata
Hyun Seo pelan-pelan terbuka dan menatap tatapan sendu Yesung. Perlahan ia
mulai mengulas sebuah senyum kecil di wajahnya yang penuh dengan luka goresan.
Yesung
pun membalasnya dengan ciuman manis di bibir Hyun Seo.
“I’m your guardian angel”
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar